Jajanan Sunda Ini, Syarat Nilai Budaya

0
131

ETNOGRAFI.id: Masa kanak-kanak adalah waktu yang penuh dengan kebahagiaan. Tak ada beban atau tekanan kehidupan. Disamping harus belajar, kerjaanya hanya minta jajan dan bermain. Jajanannya pun seperti Kuaci Gajah, Telor Cicak menjadi makanan favorit pada masa-Nya.

Sekarang, jajanan 90′ an itu tak lagi populis. Maka beruntung bagi Anda yang mengalami masa kanak-kanak yang penuh keceriaan.

Bagi yang pernah mengalami masa-masa itu, di pesta buku Landmark, Braga, Bandung ada satu stand yang menjual khusus jajanan 90′ an.

Ya, cukup untuk mengobati rasa rindu dunia anak dulu.

Menurut Pendiri Sunda Unik, Dede Wiratmadinata mengatakan bahwa hatinya mulai tergerak dengan sebuah jajanan khas 90′ an. Maka, dia berniat untuk melestarikan jajanan ini tanpa dia berpikir untung dan rugi.

“Saya ingin melestarikan jajanan sunda yang sudah tergerus oleh zaman. Padahal jajanan tempo dulu mempunyai tampilan yang unik dan kaya rasa,” kata dia, Selasa (06/03/2017)

Menurut pria berumur 50 tahun itu jajanan yang ia lestarikan itu yakni Cokelat kacang, Raja koya, Permen Mint, Telur Cicak, Sagon Mayang, Coklat Kacang, Cokelat Suzana, Gulali Kacang, Kuaci Gajah dan Permen Rokok.

“Jajajan tersebut sudah jarang ditemukan di masa sekarang,” jelas Dede.

Menurut pengunjung asal Bandung Timur, Sri (47) mengaku tergugah hadir kembali jajanan tempo dulu. Jajanan seperti itu dia ingin dihadirkan pada masa kini. Karena jajanan seperti Gulali yang bisa dibentuk sesuai keinginan, saat ini sulit ditemukan.

“Pengen Gulali saja saya sendiri sangat sulit menemukanya di era sekarang. Saya juga sengaja membawa anak saya ke jajanan traditional ini untuk mengenang dan memperkenalkan jajajan sunda era 90 ‘an dan jangan sampai punah,” terang dia.

Mahasiswa Magister Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, asal Padang, Yohardi (23) merasa kagum dengan budaya Sunda. Dia mengemukakan jika jajanan sunda era 90′ an unik seperti Gulali Kacang yang ia beli.

“Gulali Kacang, kalau di Sumatra Barat ada pedas manisnya. Tapi kalau di Bandung ada rasa khas yang unik gak pedas manis,” pujianya.

Sebagai seorang akademisi ia memandang penting jajanan Sunda era 90’ an dihadirkan kembali. Karena makanan zaman sekarang sudah banyak yang cepat saji dan di lain hal juga mengingatkan tentang masa lalu.

“Ketika kita mengingat masa lalu, ketika itu kita bernostagia dengan kenangan kita.
Karena itulah nilai budaya bagian dari sejarah yang sangat memberikan pengaruh pada kehidupan kita. ”

Dian Ahmad Wibowo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.