Sibuknya Roeslan Abdulgani Menjelang KAA

0
47

Oleh: Dian Ahmad Wibowo

Normal Baca 2 Menit

ETNOGRAFI.ID: Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat menjadi bagian dari catatan masa lalu Indonesia yang perlu dimaknai. Sebagai tuan rumah penyelenggaraan KAA tentu berbagai persiapan dilakukan dengan matang.

Januari 1955, Presiden Soekarno telah memberikan informasi tentang akan diadakannya Konferensi Asia Afrika di Bandung, lebih tepatnya pada bulan April 1955. Presiden Soekarno berharap warga Bandung ikut berpartisipasi dengan diadakannya acara konferensi Asia Afrika tersebut.

Ketika Konferensi Bogor ditutup, pada 30 Desember 1954 Roeslan Abdulgani disibukkan dengan undangan-undangan Negara-negara yang akan menjadi sponsor Konferensi Asia Afrika. Ia kemudian memanggil Staf Deplu dan para Wakil Kedubes-kedubes untuk berapat di Pejambon.

Pagi hari Roeslan Abdulgani pun semakin was-was, banyak pekerjaan yang menumpuk belum selesai dikerjakan. ia pun menyadari bahwa waktu tidak banyak lagi, semua harus direncankan dan harus diatur pelaksanaannya dengan tertib dan cepat. Birokrasi harus didobrak dinamika harus dijamin. kerjasama harus ditingkatkan.

“Pak Ali untuk masyarakat Bandung sendiri kira-kira mereka sudah pada tau kalau pemerintah Indonesia akan mengadakan Konferensi Asia Afrika disana? “ Tanya Roeslan Abdulgani

“Insyallah pak Roeslan, mudah mudahan masyarakat Bandung banyak yang ikut berpartisipasi dalam acara Konferensi Asia Afrika ini” Jawab Ali Sastroamidjojo

“Lalu untuk kendaraan-kendaraan para delegasi sendiri akan disiapkan oleh sponsor atau partisipan pak?” Tanya Roeslan.

“Untuk kendaraan yang akan di pakai para delegasi itu sudah jadi daftar tugas para partisipan” Jawab Ali Sastroamidjojo.

Kemudian dari perbincangan tersebut Roeslan berfikir harus segera diadakannya Joint Secretariat di Jakarta Pusat harus segera di bentuk, terdiri dari Dubes B.F.H.B Tyabji dari India, Dubes Choubri Khalikuzzaman dari Pakistan, Minister Councelor M Saravannamuttuk dari Sri Lanka, Kuasa Usaha Mya Sein dari Burma, sedangkan Roeslan sendiri mewakili Indonesia sebagai ketuanya. Joint Secretariat ini juga kemudian dibagi lagi dalam beberapa komite yang mengurus keuangan, hubungan pers,akomodasi, komunikasi, transport, dan Logistik.

“itu saja kayaknya tidak cukup pak Roeslam” kata Ali Sastroamidjojo

“Ya betul itu memang tidak akan cukup, tujuan awal dari Joint Secretariat ini untuk menjaga agar tidak berakar pada aparatur pemerintah kita, maka dari itu kita bentuk dua panitia” jawab Roeslan Abdulgani

“Ngomong-ngomong panitia apa saja ya pak?” tanya Ali Sastroamidjojo

“Yang pertama satu tingkat nasional di Jakarta dan satu tingkat local di Bandung” Jawab Roeslan Abdulgani

“Kalau begitu hasil rapt ini harus segera di sebarkan ke Bandung agar masyarakat disana banyak yang mau jadi partisipan”

“Warga Bandung yang saya cintai dan yang saya banggakan bahwa hasil rapat dari Joint Secretariat ini juga kemudian dibagi lagi dalam beberapa komite yang mengurus keuangan, hubungan pers,akomodasi, komunikasi, transport, dan Logistik. bagi para partisipan/sukarelawan yang ingin berpartisipasi untuk kelancaran jalannya Konferensi Asia Afrika harap mendaftarkan diri ke bagian bagian yang sudah disebutkan diatas.”

Surat Ketua Joint Secretariat
Roeslan Abdulgani

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.