Polres Banjar Nobar Film 22 Menit, Bersama Pemkot dan Jurnalis

0
41
Suasana Nobar Film 22 Menit

BANJAR, ETNOGRAFI.ID: Polres Banjar, Polda Jabar menggelar nobar film 22 Menit di Bioskop Ciniplex Samudra Toserba, Kamis, (19/07).

Film yang diangkat dari kisah nyata Bom Thamrin, Jakarta Pusat 2016, membuat harus menahan nafas karena suasana ketegangan film ini menggambarkan sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Wali Kota Banjar Hj. Ade Uu Sukaesih mengaku terharu menyaksikan upaya kepolisian untuk melindungi masyarakat dari aksi teror bom. Menurut dia, menjaga keamanan masyarakat tak hanya berhenti dari upaya pencegahan saja, melainkan ada tindakan yang sangat beresiko tinggi bahkan nyawa dipertaruhkan.

“Saya sangat terharu dan bangga kepada Polri yang telah sigap untuk menjaga keamanan masyarakat bahkan nyawa pun dipertaruhkan,” terang dia.

Ade mengaku kaget setelah mengetahui bagaimana proses aksi teror bom Thamrin, Jakarta Pusat hingga mengakibatkan adanya korban jiwa.

Serta aksi heroik kepolisian saat melumpuhkan kawanan teoris saat itu. Bagi dia, ada nilai yang harus tersampaikan kepada cmasyarakat yakni pencegahan sejak dini melalui pendidikan keluarga.

“Tentunya ini harus menjadi perhatian yang khusus bagi kita semua, untuk tetap waspada akan aksi teroris. Maka pencegahan sejak dinilah harus terus diupayakan mengantisipasi cikal bakal teroris menjangkit di negeri ini, yakni dengan cara pendidikan keluarga sebagai bagian intim dari masyarakat itu sendiri,” imbuh dia.

Kapolres Banjar AKBP Matrius menjelaskan bagi masyarakat jangan takut melawan aksi teror. Tiga pilar yakni Pemerintah, TNI, Polri bersama-sama menjamin keamanan masyarakat dari segala bentuk ancaman gangguan keamanan.

“Terutama kami sebagai penegak hukum harus tetap siaga dan siap apapun kondisinya apabila sewaktu-waktu terjadi ancaman. Maka kami terus melakukan pelatihan dan peningkatan keahlian kemampuan kami demi sebuah keterjaminan keamanan masyarakat,” tuturnya.

Kapolres Banjar, AKBP Matrius menerangkan bahwa saat kejadian bom Thamrin di Jakarta Pusat ini tidak semata-mata terjadi begitu saja. Dalam film ini digambarkan adanya proses yang dilakukan kepolisian saat kejadian bom baik melumpuhkan pelaku teror juga bagaimana situasi pada waktu kejadian.

“Masyarakat harus tahu bahkan anggota Polisi pun harus tahu bagaimana proses terjadinya bom Thmarin yang mengakibatkan korban jiwa. Ini ada nilai edukasi bahwa kita jangan takut adanya serangan teror bom serta radikalisme,” ungkap dia usai nonton bareng pada sejumlah wartawan.

Matrius mengemukakan, ada dua tersangka teroris yang tercatat sebagai warga Kota Banjar. Satu telah meninggal dunia dan satu lagi sudah tertangkap di daerah Tasikmalaya.

Tersangka teroris yang tertangkap tambah Matrius sedang dilakukan tahap Deradikalisasi mengembalikan lagi perilaku radikal menjadi tidak radikal.

“Ada makna yang harus diambil dari film 22 Menit ini, yakni pendidikan keluarga, lingkungan bergaul harus semakin ditingkatkan untuk menjaga berkembangnya paham radikalisme di Indonesia. Selain faktor lingkungan tadi yakni faktor ekternal lainya yakni masalah ekonomi yang harus semakin ditingkatkan,” pungkas dia. (red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.