“Langensari Nyari” Mojang Jajaka Banjar Pelopor Akulturasi Budaya Perbatasan

1
152

BANJAR, ETNOGRAFI.ID—Sebanyak 34 kontestan Mojang Jajaka akan berkompetisi untuk meraih mahkota Moka Kota Banjar 2018. Bertajuk “Langensari Nyari” menyiratkan adanya upaya nonoman Banjar untuk mencari identitas budaya di wilayah perbatasan. Dua wilayah ini yakni provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah sehingga jati diri Banjar Patroman yang hidup ditengah akulturasi budaya kedua daerah.

“Banjar itu unik. Secara demografis daerah ini hidup ditengah akulturasi dua kebudayaan yang berbeda yakni budaya Jawa Barat dan Jawa Tengah. Maka, pelaksanaan Pasanggiri Mojang Jajaka 2018 ini memilih tema Langensari Nyari,” ungkap Ketua Paguyuban Mojang Jajaka Kota Banjar, Asep Saefudin (27), Minggu (29/07).

Dipilihnya tema Langensari Nyari tentu bukan tanpa alasan. Diketahui, Langensari merupakan wilayah Kota Banjar yang sangat berdekatan dengan Jawa Tengah. Diyakini kultur sosial budaya  di Langensari terjadi elaborasi perpaduan budaya, baik tradisi lisan serta bahasa.

“Ini sangat perlu untuk tereksplorasi potensi Banjar yang jarang dimiliki oleh daerah lainya di Jawa Barat,” imbuh dia.

Selain menjadi kontestan Moka Kota Banjar, Asep berharap bagi setiap peserta harus menjadi sosok publik figur dengan tugas memberikan edukasi kesadaran masyarakat untuk berbudaya serta sadar wisata. Dengan menciptakan kultur tersebut dirinya meyakini akan terjadi dampak besar terhadap pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Tentu kami sebagai kaum Milenial, memiliki harapan besar akan perkembangan budaya di Kota Banjar. Oleh karena itu, kami sering melakukan kegiatan sosial yang berinteraksi langsung dengan masyarakat dengan tujuan memberikan pemahaman edukasi dan mengajak untuk sadar budaya dan wisata sehingga Banjar kedepan, pertumbuhan perokomian dari sektor budaya dan pariwisata menjadi salah satu indikator penting meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” ucap dia.

Hal senada diungkapkan Pendiri ETNOGRAFI News Institute, Syarif Hidayat bahwa peran dari Mojak Jajaka ini jangan hanya menjadi sebuah simbol tanpa memiliki nilai makna. Dia menuturkan Mojang Jajaka bisa jadi sebagai pelopor perkembangan budaya di Kota Banjar. Karena kata dia dengan adanya pasanggiri Mojang Jajaka tersebut  akan menumbuhkan literasi budaya dengan konteks memahami dan mengaplikasikan di tengah masyarakat.

“Berharap Moka menjadi bagian dari pelaksanaan pendidikan karakter  yang memberikan pemahaman terhadap budaya bangsa Indonesia,” sebutnya.(anggoro)

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.