AKBP Matrius: Belajar Maknai Arti Hakikat Perjuangan Kemerdekaan

0
52
Kapolres Banjar, Polda Jabar, AKBP Matrius Memeluk erat Juhor Veteran Kemerdekaan RI

BANJAR, ETNOGRAFI.ID—Suasana haru menyambut kedatangan Kapolres Banjar, Polda Jabar, AKBP Matrius bersama penjabat Polres Banjar. Panas matahari membakar kulit terasa dingin ketika Kapolres mencium tangan seorang Veteran pejuang kemerdekaan Republik Indonesia.

Wajah keriput, tangan bergetar tenaga lemah, badan membungkuk memupus rasa kerinduan perwira kepolisian untuk tetap mencumbu dan bersujud dihadapan pejuang kemerdekaan. Kelopak mata berisikan air mata yang memaksa menetes membuat suasana kejuangan terasa pada siang hari Kemerdekaan ke 73 Republik Indonesia, Jum’at (17/08/2018).

Adalah Juhro (Ero) 90 tahun warga Dusun Priagung RT 05 RW02 Desa Binangun Kecamatan Pataruman dan Abas warga Dusun Cibeureum Desa Balokang RT 02 RW 01 Kecamatan Banjar. Kedua veteran ini saksi bagaimana negara Indonesia berdiri.

Kapolres Banjar, Polda Jabar, AKBP Matrius Mendengar Kisah Abas Veteran Kemerdekaan RI saat dirinya berjuang di wilayah Priangan Timur

“Tidak ada kemerdekaan tanpa perjuangan dan beliau inilah yang berjuang untuk kemerdekaan. Meskipun kita tidak ikut berjuang pada masa itu, namun kita tetap berjuang untuk mengisi kemerdekaan. Tentu kita sebagai generasi penerus bangsa ini harus sadar dan belajar kepada mereka bagaimana arti hakikat perjuangan,” ungkap AKBP Matrius.

Menurut dia, nilai juang mereka itu ternyata murni tulus penuh ikhlas. Bukan hanya harta saja yang mereka korbankan, melainkan jiwa mereka pun turut dipertaruhkan demi satu kesatuan kemerdekaan bangsa. Letih berlari, lelah bergerak tidak menyurutkan mereka pada masa itu terus berjuang untuk kehidupan anak dan keturunannya.

Matrius mengingatkan satu hal yang tidak boleh lupa yakni akan berdirinya negara Indonesia. Maka perlu adanya suatu perbuatan untuk mengisi, membangun, dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar tetap berdiri kokoh, dengan cara saling bergandengan tangan.

“Kita kini tetap berjuang untuk mengisi kemerdekaan ini, sehingga apa yang diharapkan Pancasila dari sila pertama, kedua, ketiga keempat dan kelima yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat itu merupakan ruh sejati hakikat dari kemerdekaan,” pungkas dia. (Syarif Hidayat)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.