Kisah Pertemuan Prabu Siliwangi dan Dayang Sumbi Salak Putih

0
157

SEJARAH, ETNOGRAFI.ID–Situs salak putih yang berada di Dusun Sukaharja, Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, merupakan situs peninggalan zaman Kerajaan Siliwangi.

Menurut tradisi lisan Situs ini menjadi legenda pertemuan antara Prabu Siliwangi dengan anaknya yang bernama Dayang Sumbi, meski situs ini sudah berumur ratusan tahun, namun kondisinya hingga kini masih terawat dengan baik.

Usut punya usut, situs ini dinamai salak putih lantaran terdapat sekumpulan pohon salak yang sudah berumur ratusan tahun dengan duri-durinya yang berwarna putih. Duri dalam pohon salak tersebut sudah terkenal dan banyak tamu yang sengaja mencari duri dari pohon tersebut yang memiliki lekuk seperti keris.

Salak putih sendiri tidak pernah berbuah. Konon, buah salaknya sendiri hanya orang tertentu yang bisa mendapatkannya.

Kuncen yang juga pengurus situs salak Putih Yayat Hidayat menuturkan, situs ini merupakan tempat pertemuan Prabu Siliwangi dengan Putrinya yakni Dayang Sumbi.

Jurnalis Banjar Patroman (JBP) Sedang Melaksanakan Penelusuran Kisah Pertemuan Prabu Siliwangi dengan Anaknya Dayang Sumbi

“Tempat ini merupakan tempat pertemuan antara Prabu Siliwangi dengan putrinya yang bernama Dayang Sumbi dan juga salah satu tempat peristirahatan sang raja,” ungkap Yayat saat ditemui beberapa waktu lalu.

Menurut Yayat,  pengunjung cagar budaya situs Salak Putih tidak hanya datang dari daerah Priangan Timur namun dikunjungi juga warga dari luar daerah di Jawa Barat

“Yang datang banyak, bukan hanya dari Banjar saja, dari Ciamis dari luar juga ada seperti Solo”, imbuh dia.

Yayat menambahkan, para pengunjung yang datang ke situs cagar budaya Salak Putih tidak hanya sekedar ingin tahu namun ada pula yang menyalahgunakan seperti menjadi tempat pemujaan.

“Yang kesini itu dari berbagai kalangan. Ada juga yang datang cuma nyari durinya saja, durinya kadang ada yang menyerupai lekuk keris. Kalau mau ada tamu, suka ada wangsit yang berbisik, kalau baik di perbolehkan dan kalau niatnya jahat tidak boleh datang.”

Yayat selalu mengingatkan para pengunjung untuk tidak berbuat musyrik dan menekankan untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

“Ya kalau mau berkunjung mah gak papa, yang gak boleh itu kalau niatnya sudah jahat, jelas Yayat

Yayat berharap pemerintah Kota Banjar bisa lebih memperhatikan pelestraian di situs Salak Putih, agar nantinya bisa menjadi potensi pariwisata Banjar. (AO)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.