Alergi Organisasi Eksternal Mahasiswa, HMI Kritik Perguruan Tinggi di Kota Banjar

0
47
Diskusi Mahasiswa Mengenai Organisasi Eksternal Kemahasiswaan.

BANJAR, ETNOGRAFI.ID—Sekretaris Jendral Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kota Banjar, Ramdhani mengungkapkan perguruan tinggi di Kota Banjar masih menganggap alergi dengan kehadiran oraganisasi eksternal mahasiswa. Ironisnya, organisasi kemahasiswaan dipandang sebelah mata bahkan dianggap sebuah ancaman bagi ruang kampus.

“Sejauh ini saya melihat, organisasi eksternal kemahasiswaan seolah-olah dianggap menjadi ancaman tersendiri bagi sebagian kampus-kampus yang ada di Banjar. Padahal jika lembaga Pendidikan tinggi dapat bermitra dengan organisasi eksternal mahasiswa, itu justru akan menjadi satu nilai lebih bagi lembaga Pendidikan tersebut,” terang dia, Selasa (11/12/2018).

Sekretaris Jendral HMI Cab Kota Banjar, Ramdhani

Sebagai contoh konkrit lanjut Ramdhani, ketika mahasiswa yang aktif di organisasi eksternal kemahasiswaan berbeda pandangan terhadap dosen terkait teori dalam diskursus ruang perkuliahan, konsekuensi yang diterima oleh mahasiswa adalah tidak dapat nilai mata kuliah tersebut. Padahal dalam konsep perkuliahan, berbeda pandangan dianggap hal yang lumrah karena berada di ruang akademis.

Selain itu, ada hal yang memang kerap didapatkan oleh mahasiswa yakni ketika mahasiswa mencoba mengkritisi kebijakan-kebijakan yang diselenggarakan kampus, ancaman yang diperoleh mahasiswa adalah drop out. Ini salah satu fakta konkrit bahwa lembaga Pendidikan tinggi yang ada di kota banjar belum ramah aktivis mahasiswa.

“Dengan diundangkannya Permenristekdikti no 55 tahun 2018, HMI mengapresiasi dan menyambut baik. Sebab, Permen ini mampu memberikan ruang gerak bagi organisasi-organisasi eksternal kampus untuk dapat berkontribusi dalam menjaga khittah idiologi bangsa pada kegiatan kemahasiswaan,” katanya.

Ramdhani berharap bagi lembaga pendidikan tinggi yang ada di Banjar, bisa memberikan ruang diskursus dengan selebar-lebarnya bagi organisasi eksternal kemahasiswaan. Sebab kata dia, dengan cara ini dapat membangun sebuah Narasi peradaban intelektual di Kota Banjar. (red).

Baca Juga: Inilah Isu Ruang Diskusi Mahasiswa Kota Banjar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.