KA Pangandaran Relasi Gambir-Bandung-Banjar Resmi Diluncurkan

0
51
KA Pangandaran Resmi Diluncurkan

BANJAR, etnografi.id—Masyarakat dua wilayah di perbatasan Jawa Barat yakni Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran sedang uporia menyambut hangat diluncurkanya Kereta Api (KA) Pangandaran dengan relasi, Gambir-Bandung-Banjar (PP) di Statsion Banjar, Rabu (02/01/2019).

Bagaimana tidak dua wilayah ini saat ini terus berlomba mempercantik diri sebagai kawasan penyangga perekonomian Jawa Barat. Apalagi Kabupaten Pangandaran sedang mengejar untuk dijadikanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang menyelenggarakan fungsi perekonomian dan mendapatkan fasilitas khusus. Sedangkan Kota Banjar yang memiliki visi menjadikan Banjar menjadi daya tarik potensi di Jawa Barat ini sudah selayaknya terus melakukan inovasi yang berkaitan dengan wisata serta budaya.

Dengan diluncurkanya KA Pangandaran ini sangat syarat dengan misi besar, selain untuk mendorong peningkatan perekonomian masyarakat  juga untuk mempermudah akses mobilisasi masyarakat menuju ibukota provinsi dan nasional. Satu rangkaian KA Pangandaran terdiri dari empat unit kereta eksekutif dan empat unit kereta ekonomi premium dengan kapasitas total 520 tempat duduk. Untuk jarak sekitar 328,8 Km antara Jakarta – Banjar, kereta ini akan menempuh waktu sekitar 8 jam dan  dari Bandung ke Banjar dgn jarak 155,8  km dtempuh sekitar 4 jam 30 menit.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan nama kereta api ini diambil dari nama daerah sarat potensi wisata yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Pangandaran. Pangandaran memiliki wisata diantaranya Pantai Pangandaran, Pantai Batu Karas, Green Canyon dan banyak lagi objek wisata lainya.

“Maka KA Pangandaran kami gunakan untuk membantu pengembangan wisata,” kata dia.

Selain itu, alasan kenapa KA relasi, Gambir-Bandung-Banjar ini dinamakan dengan KA Pangandaran padahal pemberhentian akhirnya bukan di Pangandaran, Edi mengungkapkan dalam rangka mendorong Jabar Juara Pariwisata dan saat ini Pangandaran yang sedang diperioriotaskan serta untuk memberikan promosi untuk pariwisata agar orang mau ke berwisata ke Jawa Barat.

Saat ditanya soal kapan penertiban jalur KA Banjar-Pangandaran sejauh ini masih dalam tahap pengkajian secara menyeluruh dari tim ahli. Dia berhadap, jalur KA Banjar-Pangandaran bisa di realisasikan secara cepat. Mengenai aset milik PT. KAI yang memiliki nilai sejarah dan budaya, Edi menegaskan bahwa pihaknya akan tetap menjaga kelestarian aset yang memiliki nilai sejarah di Indonesia. Dengan menata dan mengembangkannya menjadi destinasi wisata.

“Heritage ya…? Tentu ini akan kami jaga kelestariannya, termasuk di Banjar gedong opat yang ada di Kota Banjar, Terowongan Wihelmina di Pangandaran, yang akan kami tetap jaga. Bahkan akan kami jadikan sebagai destinasi wisata,” imbuh dia.

Wakil Gubernur Jabar, UU Rukhzanul Ulum mengatakan mewujudkan Jabar Juara Pariwisata sudah tinggal beberapa langkah lagi. Dia mengaku bangga dengan adanya KA Pangandaran yang diluncurkan PT KAI dengan relasi Gambir-Bandung-Banjar ini akan menumbuhkan perekonomian masyarakat Jawa Barat.

“Hadirnya KA Pangandaran ini masyarakat akan gemar naik KAI karena harga murah, bebas macet, terutama disiplin waktu,” ucap dia.

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Rukhzanul Ulum, Memeberangkatkan KA Pangandaran Relasi, Gambir-Bandung-Banjar

Lebih lanjut Uu mengemukakan perkeretaapian di Indonesia ini memiliki sejarah panjang. Dari sejak sebelum kemerdekaan, kemerdekaan, pasca kemerdekaan, dan mengisi kemerdekaan. Tentu banyak kisah dan aset yang harus dijaga oleh PT KAI.

“Sejak kecil saya pernah main menggunakan si kuik dari Manonjaya ke Banjar. Saat ini banyak perubahan-perubahan yang sangat signifikan. Saya titip aset yang memiliki nilai budaya harus terjaga,” katanya.

Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata mengaku bahagia nama Pangandaran menjadi salah satu nama dari moda transportasi Kereta Api. Dia mengungkapkan dengan nama Pangandaran di branding, ini salah satu dorongan nyata bahwa Pangandaran merupakan tujuan wisata mendunia. Jeje mengusulkan, agar setiap gerbong KA Pangandaran di branding dengan view destinasi wisata Pangandaran. Tujuannya, untuk memperkenalkan ragam macam destinasi wisata.

“Ini adalah salah satu wujud bahwa Pangandaran adalah tujuan wisata mendunia. Maka saya usulkan agar setiap gerbong KA Pangandaran menggunakan view destinasi wisata. Ya, promosi secara gratis tapi mengena dengan target,” terang dia.

Jeje Wiradinata mengatakan pariwisata Pangandaran kini sudah bisa berkolaborasi dengan daerah Kota Banjar. Dengan adanya KA Pangandaran relasi Gambir-Bandung-Banjar, ini akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di dua daerah ini.

“Kota Banjar jangan takut dengan adanya KA Pangandaran. Orang yang akan berwisata ke Pangandaran tentu akan mampir ke Kota Banjar dulu,” ungkap Jeje.

Pemprov Jabar sudah menghibahkan Bus Pariwisata untuk keperluan wisata di Pangandaran. Ini bisa dijadikan sebagai fasilitas untuk mempermudah akses ke Pangandaran.

“Station Banjar nanti akan menjadi selter Bus Pariwisata menuju ke Pangandaran. Ya, tentu ini merupakan daya dukung dalam mengembangkan peningkatan perekonomia masyarakat Kota Banjar,” imbuh dia.

Terpisah Wakil Wali Kota Banjar, Nana Suryana mengungkapkan bahwa apabila Kerata Api Pangandaran Statsionnya ada di Banjar, namun tetap sama dia meyakini ekonomi masyarakat tidak akan terangkat. Akan tetapi, bila statsionya ada dua yang satu khusus ke Pangandaran dia meyakini ekonomi masyarakat akan terangkat.

“Kalau PT KAI Statsionnya tetap disini orang pasti mampir di Banjar akan tetapi saya belum melihat dampak ekonomi masyarakatnya tidak ada. Namun bila statsion relasi Banjar-Pangandaranya berpisah minimal 2 km dari statsion pertama yakin ada kegiatan ekonomi disana,” tutur Nana.

Sejauh ini, lanjut Nana, banyak hal positif yang membantu akses mobilitas masyarakat Banjar menuju Bandung atau Jakarta dengan cepat dan tepat waktu.

“Berbicara soal jurusan Pangandaran- Banjar harus dipikirkan dampak ekonomi di masyarakat Banjar sendiri dengan membuat statsion minimal 2 km dari statsion pertama,” pungkasnya.

Pantauan ETNOGRAFI.ID sebelum KA Pangandaran diberangkatkan dari Statsion Banjar menuju Gambir, Wakil Gubernur, UU Rukhzanul Ulum, Bupati Pangandaran, Jeje Wiradinata, Wali Kota Banjar, Ade Uu Sukaesih, dan Dirut PT KAI Edi Sukmoro memecahkan kendi yang berisikan air 7 bunga dan menggunting untaian bunga melati sebagai ungkapan rasa syukur serta mengawali perjalanan KA Pangandaran. (red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.