Sukses Dengan Novel Penari Matahari, DA Wibowo Terbitkan Novel Terbarunya

1
54
Dian Ahmad Wibowo

ADVERTORIAL, ETNOGRAFI.ID—Bagi Anda penggemar membaca novel, boleh jadi ini sangat bermanfaat bagi Anda. Salah satu novel karya mahasiswa Magister Pendidikan Sejarah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sangat menggugah dunia literasi Indonesia. Karya sastra yang kentara dengan kehidupan sosial manusia, membuat novel ini diburu banyak penggemarnya. Bahkan novel ini pun mampu menghebohkan sejumlah penulis ternama.

Tak tanggung-tanggung, novel karya Dian Ahmad Wibowo yang sukses dengan tulisan novel kisah “Penari Matahari, Elegi Tarakan” ini pun mendapat dukungan dan tanggapan dari akedimisi, sastrawan serta para penulis di Indonesia.

  1. Adew Habsta (Penulis, Penyair, Musisi) 
Adew Habsta

Endosmen:  Butuh kepercayaan diri tinggi, selain tentu saja keterampilan dalam menuliskan  kisahan diri sendiri. Bila saja motif untuk berbagi kisah ihwal perjalanan hidup diri sendiri dimiliki setiap orang, maka dia sesungguhnya orang yang paling bersyukur atas nikmat dan kehidupan yang sedang dan telah ia jalani.

Tanpa harus jadi malu, takut, atau ragu, apakah sejarahnya dirinya akan jadi sesuatu yang berarti. Semangat bertutur ihwal pengalaman diri pada setiap fase dan usia tertentu sudah semestinya menjelma tautan rasa, dari hanya sekadar peristiwa yang lumrah terjadi sebagaimana manusia di seantero jagat ini punya narasi tersendiri.

Barangkali ketika kita merasa diri ini penting, maka cerita apapun yang menimpa kita dapat berikan efek tertentu. Dan DA Wibowo dalam karyanya ini sudah membuktikannya. Maka, selamat mencermati dongengan setiap diri. Dari paparan karya ini kita jadi makin betapa mahalnya sebuah interaksi, yang justru dari sanalah memperkaya lahir batin kita. Semoga nikmat hidup dan kehidupan.

2. Dian Cahaya (Penulis, Dosen, Aktivis).

Barangkali hidup mungkin biasa, yang luar biasa Adalah pemaknaan terhadap hidup itu sendiri. Membaca microstory karya Dian Ahmad Wibowo atau bowo begitu ia biasa disebut seperti menuntun saya pada perjalanan menuju puncak gunung dari tepian, Lalu bertemu kelokan, turunan lalu tanjakan.

Tentu ada warna ada harmoni dalam setiap bait bait cinta yang mengalir bak sungai dimusim hujan; deras. Meski sebuah microstory atau umumnya disebut autobiografy selalu butuh verifikasi cerita. Tak soal tentang keharusan itu, sosok penulis yang menjadi sentral cerita memiliki semangat untuk mentransformasi cerita pada membaca, dengan seperangkat pesan-pesan yang diingini penulis.

Adalah bowo yang guru sejarah mencintai Musik dengan totalitas dan semangat, peduli pada pendidikan. Terlebih ia mencintai kehidupan hingga ia rela membagi kisahnya dan mengbadikan dalam tulisan. akhirnya pada tangan pembacalah pemaknaaan itu menyerahkan diri seutuhnya.

3. MIF. Baihaqi (Penulis, Penyair dan Dosen Psikolog)

MIF. Baihaqi

Membaca novel Dian, sejak bait pertama saya merasa dibuai dengan angin kampung di Desa Cawi, Cirebon. Dia piawai merajut pengalaman hidupnya sejak masih kecil –yang pernah terjatuh dari traktor–hingga pengalaman bermusiknya selama menempuh pendidikan.

Di SMP dia sudah menyukai karya Iwan Fals. Di SMA dia ikut les gitar ke Bandung, dan membentuk group band bersama teman sekolah. Saat kuliah di Jurusan Sejarah, dia semakin getol bermusik.

Rasanya rugi jika pembaca tak menyelesaikan membaca novel irisan nada-nada cinta dengan nada-nada musik ini.

Penulis          : Dian Ahmad

Judul             : Bait Cinta

Genre            : Novel.            

Tahun terbit  : 2018  

Halaman        :   192 halaman

Harga             :   Rp 77.000

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses