CIREBON, TRAVELCUY.com: Siapa yang suka sambal terasi? Tentunya sudah dapat dibayangkan bagaimana rasa pedasnya cabe rawit serta citra rasa terasi yakin deh, membuat lidah Anda ketagihan apalagi terasi khas Cirebon.
Usut punya usut, pembuatan terasi ini butuh keterampilan khusus. Karena, cara membuatnya harus ekstra baik serta jadi produk beranilai ekonomis. Pantas saja, pembuatan terasi ini sudah jadi mata pencaharian tetap di Cirebon
Pada awal musim penghujan pengrajin terasi yang terkenal di Cirebon itu berasal dari Desa Tawang Sari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon Jawa Barat.
Rata-rata penduduk Losari kebanyakan bermata pencaharian sebagai pengrajin terasi. Mereka berprofesi sebagai pengrajin terasi dikarenakan pasokan bahan bakunya yang berlimpah.
Nah, buat kalian yang ingin tau ternyata tentang terasi terbuat dari ikan kecil-kecil atau lebih kita kenal dengan sebutan rebon, dengan bentuk yang unik dan rasa yang khas akan menjadi lebih nikmat disantap disajikan sebagai pelengkap makanan, apalagi disajikan dengan lalap tanaman segar dan disantap dengan nasi hangat.
Wow.. jelas terasa nikmat khas sambal terasi di lidah. Terasi juga pembuatannya bisa menggunakannya dengan blender menjadi tepung rebon kasar, berbeda sekali lho! dengan trasi yang pertama kali dikenalkan oleh Walangsungsang yang proses pembuatannya ditumbuk dengan pelatan tradisional.
Unik kan!
Tahu gak terasi yang diproduksi juga tanpa menggunakan bahan kimia lho dan hanya mengandalkan udang ukuran kecil ditambah bumbu alami seperti garam sesuai takaran, trasi hasil olahan juga dikirim diberbagai daerah seperti Jakarta, Bandung dan Garut.
Dikarenakan kualitas terasi nya baik banyak sekali dari daerah lain yang memesan terasi Cirebon.
Terasi rebon pertama kali diperkenalkan oleh Ki Gedeng Alang – Alang pada tahun 1447 Masehi. Ki Gedeng Alang-Alang menjual rebon kepada para pendatang dan pedagang yang berasal dari luar daerah yang ingin berniaga di Lemah Wungkuk. Pada saat itu rebon buatan Ki Gedeng Alang-Alang menjadi primadona bagi para pendatang.
Dalam karya Babad Cirebon juga dijelaskan ketenaran Tegal Alang-Alang sebagai daerah penghasil rebon, dan juga berhasil memproduksi terasi. Dengan ketenarannya rebon tersebut pada akhirnya sampai ke telinga Raja Galuh yang bernama Prabu Jayaningrat yang bergelar Prabu Cakraningrat dan Adipatinya yang bernama Adipati Kiban. Petis yang terkenal di Tegal Alang-Alang yaitu jenis petis Blendrang.
Dian Ahmad Wibowo