Lengkingan Terompet Silat Sunda Memecah Malam Itu

0
132
Jawara Paseuk Nagara (Foto/Yulianto)

BANJAR, TRAVELCUY.com: Suasana Taman Kota Lapang Bhakti Kota Banjar, mendadak ramai. Riuh para pengunjung mengisi pojok taman, genderang tabuhan kendang dan gamelan Sunda terdengar. Lengkingan terompet pencak silat terdengar pekak seakan mengundang para leluhur sunda untuk hadir di malam itu.

Terlihat sosok yang berwibawa duduk mempehatikan gerakan para jawara silat. Jurus yang dikelurkan jawara, membuat pria yang berikat kepala sunda ini tak beranjak dari tempat duduknya. Sorot mata memancar menembus ruang yang tersirat pada malam itu. Aura berbeda terasa saat laki-laki ini berbicara dengan lantang. Dia menjelaskan makna yang tersirat dalam benak nurani sanubarinya tentang warisan budaya adi luhung karuhun sunda.

Mewujudkan pemaknaan nilai warisan budaya Sunda dalam koridor demokrasi, ratusan jawara silat nyatakan sumpah Paseuk Nagara. Sumpah ini dinyatakan atas dorongan jiwa seorang kesatria yang patuh dan taat pada ruh raga sejati tanggung jawab yang dilahirkan sebagai manusia yang seutuhnya.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjar, Dani Danial Muklis mengemukakan arti filosofis dari terminologi Jawara Paseuk Nagara. Dia memaknai bahwa Jawara bukan hanya memiliki kemampuan dalam teknis bela diri saja, tetapi Jawara sesungguhnya secara terminologi memiliki nilai makna filosofis. Jawara merupakan akronim dari Jalma nu Jagjag Waruga jeung Rasana. Kemudian Jalma nu Ngajaga Waro’ana. Ada dua esensi dari makna Jawara Paseuk Nagara yakni menggambarkan dari keluhungan seorang manusia yang secara utuh.

Istilah orang tua Sunda dahulu Jawara itu Jalma anu Masagi. Sabab jalma nu geus masagi dalam arti bahwa Jawara itu adalah Jalma anu Geus Jagjag Waruga jeung Rasana yang sudah memiliki keseimbangan. “Dalam konteks penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018 KPU merasa penting untuk bisa bekerjasama dengan para Jawara,” kata Danial.

Jawara Paseuk Nagara (Foto/Yulianto)

Terminologi Paseuk ada tiga definisi, yaitu di tancap, di tempel, di ikat. Ketelibatan dalam Paseuk Jawara ini bisa diaplikasikan dalam tiga terminologi tadi, sebut Danial. Paseuk memiliki arti menanan. Maka Jawara harus menanamkan nilai-nilai demokrasi dengan cara mensosialisasikan agenda besar Pilkada pada masyarakat. Kemudian Paseuk memiliki arti menempel dan merekatkan. Jawara memiliki fungsi sebagai stabilitator, harmonisasi dalam berdemokrasi, bermasyarakat, jawara juga harus ikut bersama dalam membangun kondusifitas keamanan.  

Selanjutnya, Paseuk memiliki arti mengikat. Seperti halnya filosofis dari Silat itu yang memiliki kesamaan akar kata dari bahasa arab yaitu, sola ya silu, yakni menyambungkan, sehingga Silat memiliki dua dimensi keterbhubungan, diantaranya Silatun hubungan secara horisontal sesama manusia, dan transendental langsung berhubungan dengan Allah SWT. “Dari ketehubungan antara sesama manusia, jawara silat pun sudah memiliki ketehubungan langsung dengan sang maha pencipta. Sehingga, Jawara Paseuk Nagara begitu penting sekali dalam keterlibatanya pada pelaksanaan Pilkada Serentak 2018,” ucap dia.

(Pramadiano)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses