Keren! Pengrajin Ciamis Ini Sulap Limbah Jadi Terompet Unik

109

wartapriangan.com, BERITA CIAMISTerompet merupakan pernak-pernik yang paling dicari untuk merayakan malam pergantian tahun baru. Momen tahun baru dimanfaatkan Entis Sutisna, seorang pengrajin terompet asal Pamalayan Kulon, Desa Pamalayan, Kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Berbeda dari kebanyakan pedagang yang menjual terompet dari bahan plastik, Entis yang kerap disapa mang Utis ini, membuat inovasi terompet berbahan limbah bambu. Selain itu, untuk menarik peminat, Utis membuat beragam bentuk mulai dari bentuk tanjidor, senapan, dan terompet pencak. Bukan itu saja, ia juga membuat souvenir gantungan kunci serta tanduk kerbau. Hal ini Utis lakukan, karena maraknya penjual terompet saat menjelang tahun baru, sehingga mengingat daya saing pun semakin ketat.

Kepada Warta Priangan, Utis mengungkapkan, dirinya mampu menghasilkan empat puluh buah terompet berukuran kecil. “Ya tergantung tingkat kesulitan dari terompet tersebut. Untuk ukuran kecil seperti gantungan kunci, saya mampu memproduksi empat puluh buah terompet. Sedangkan untuk ukuran besar seperti senapan, terompet pencak juga tanjidor, paling minimal sehari tiga buah mampu saya produksi,” ungkapnya, Selasa (15/12).

Utis tengah membuat terompet dari bahan limbah bambu saat ditemu Warta Priangan di rumahnya. (foto: sarif/wp)
Utis tengah membuat terompet dari bahan limbah bambu saat ditemu Warta Priangan di rumahnya. (foto: sarif/wp)

Lebih lanjut Utis mengutarakan alasan dirinya membuat trompet berbahan limbah bambu, bukan dari plastik. Ia menjelaskan, bahwa tuntutan pasar peminat terompet itu sendiri. “Sekarang ini banyak pedangan yang menjual terompet berbahan plastik dan bentuknya pun monoton. Sehingga saya pun mempunyai ide memanfaatkan limbah bambu, batok (tempurung-red) kelapa, untuk dijadikan bahan baku terompet itu sendiri dengan bentuk yang beda dari yang lain. Sehingga saya mempunyai pemikiran, terompet yang saya buat ini tahan lama, ramah lingkungan, dan menarik peminat,” terang dia.

Jangan salah, terompet hasil produksi Utis ini mampu menembus pangsa pasar Jakarta, Bandung, Majalengka, Cirebon. Harganya pun bervariatif, mulai dari Rp. 5 ribu hingga Rp. 300 ribu. “Untuk harga Rp. 5 ribu, terompet yang berukuran kecil seperti souvenir gantungan kunci. Sedangkan untuk Rp. 300 ribu, berbahan tanduk kerbau, karena bahan bakunya yang sulit untuk didapatkan,” katanya.

Utis pun berharap, terompet berbahan limbah bambu ini mampu dijadikan kerajinan khas Ciamis. Dirinya mengklaim bahwa tidak ada lagi yang memproduksi terompet berbahan bambu. “Saya rasa terompet ini bisa jadi kerajinan khas Ciamis. Berdasarkan pengalaman saya sebagai pengrajin bambu selama enam tahun, saya kira tidak ada lagi selain di Ciamis. Kepada setiap pembeli terompet, saya selalu memberi nama terompet ini terompet Galuh, dan saya bangga dengan nama tersebut,” tandasnya. (Syarif Hidayat/WP)

Berita lainnya
1 Comment
  1. elrahmat says

    sangat inspiratif teuskan kang semoga sukses dan yang lainya semoga bisa mengikuti jejaknya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.