Kebijakan dan Inovasi Pemda Ciamis Harus Berbasis Kearifan Lokal
wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Kebijakan pemerintah yang berbasis kearifan lokal dipastikan memberikan dampak yang sangat positif bagi perkembangan masyarakat pribumi. Bukan saja bermanfaat untuk pelestarian aset lokal, bahkan juga berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi daerah. Hal tersebut dipaparkan pemerhati sosial ekonomi dari Universitas Galuh, Moch. Azis Basari, S.Sos., M.M. Ia menyoroti tagline Inovasi Ciamis, yang sebaiknya berbasis pada kearifan lokal yang dimiliki Ciamis.
“Misalnya saja kebijakan tentang Rebo Nyunda, itu pasti sangat berdampak positif bagi masyarakat daerah. Kita tidak mungkin import baju pangsi dari luar negeri, pasti pengusaha-pengusaha mikro di daerah akan terdorong,” ujar Azis saat ditemui Warta Priangan.
Karena itu, masih menurut Azis, kreasi dan inovasi dari pemerintah daerah itu tidak harus selalu berbau teknologi, yang belum tentu berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi masyarakat kecil.
“Justru yang dibutuhkan itu inovasi berbasis kearifan lokal, agar pertumbuhan sosial ekonomi daerah terdorong,” tambah Azis. Ia juga mengaku salut dengan Program Balaka (Babarengan Melak Kalapa) yang dicanangkan Bupati Ciamis.
“Hari ini terus digalakkan menanam kelapa, ini contoh inovasi berbasis kearifan lokal. Tapi tentu saja jangan hanya sebatas menanam. Bagaimana mengemas kelapa jadi sebuah produk yang mampu bersaing di dunia juga perlu difikirkan. Sayang, kita sudah punya bahan bakunya,” tambah Azis.
Asumsi Azis ternyata selaras dengan apa yang dialami para pengusaha produk lokal. Sebut saja misalnya Ricky, pemilik RAM Sundanesse.
“Alhamdulillaaah… sejak ada kebijakan Rebo Nyunda, omset toko saya berkisar Rp. 500 – 1 juta per hari,” terang Ricky.
Menurut Ricky, omset tersebut jauh lebih besar dibanding dengan sebelum adanya kebijakan Rebo Nyunda.
“Wah, dulu mah susah sekali jualan pangsi atau iket. Mudah-mudahan pemerintah memperhatikan terus potensi lokal agar bisa berkembang,” tambah Ricky.
Ricky juga menambahkan, semua barang yang dia jual di tokonya benar-benar berasal dari produsen lokal.
“Baju pangsi, iket, kain batik, tas, pin, dan aksesoris lainnya berasal dari produsen lokal,” tegas Ricky. (Senny Apriani/WP)