Diwarnai Adu Mulut, Ratusan PKL di Garut Diamankan Aparat
wartapriangan.com, BERITA GARUT. Sebanyak 124 Pedagang Kaki Lima (PKL) di Garut yang berjualan di sepanjang Jalan Pembangunan Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terpaksa ditertibkan aparat keamanan. Dalam pengamanan tersebut melibatkan anggota TNI dan Satpol PP setempat.
Dari informasi terhimpun Warta Priangan, hal itu merupakan agenda Pemkab Garut dalam rangka menertibkan semua para PKL di Garut yang sampai saat ini masih terus berjualan disepanjang Jalan Protokol.
Sebelum pengamanan dilakukan, sempat terjadi penolakan dari para PKL di Garut, bahkan mereka adu mulut dengan petugas yang akan meratakan bangunan-bangunan liar disepanjang Jalan Pembangunan tersebut. Namun, akhirnya para PKL tidak bisa mengelak lagi. Akhirnya, Para PKL di Garut itu terpaksa merelakan para aparat yang membongkar semua lapak yang ada di sepanjang depan RSU. Garut hingga Lapang Paris.
Camat Tarogong Kidul, Lilis Neti menyebutkan, upaya penertiban tersebut dilakukan karena selama ini keberadaan para PKL di kawasan Jalan Pembangunan khususnya depan RSU dan Lapang Paris sering menyebabkan kemacetan laluintas.
Sebelum melakukan penertiban, menurut Lilis, pihaknya telah memberikan toleransi kepada para PKL untuk kembali berjualan, dengan catatan tidak membangun kios semi permanen dan waktu berjualanya pun dibatasi.
“Kami sudah menggelar musyawarah dengan mereka (PKL). Hasilnya, mereka diberi toleransi untuk kembali berjualan pasca pembongkaran kios ini dengan beberapa catatan, di antaranya tidak mendirikan bangunan semi permanen dan adanya pembatasan waktu berjualan,” ujar Lilis Neti.
Dengan demikian tidak ada lagi bangunan semi permanen dan roda yang tersimpan di pinggir jalan ,sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengguna jalan dan warga.
Sementara itu, salah seorang PKL di Garut yang kiosnya dibongkar, Diki (34), mengakui kalau sebelumnya sudah mendapat pemberitahuan terkait rencana adanya penertiban. Namun demikian Diki tetap mengaku kecewa karena penertiban seolah dilakukan tebang pilih karena di kawasan lain masih
banyak PKL yang dibiarkan berjualan.
“Saya bukannya menolak penertiban yang dilakukan ini, tetapi saya berharap jangan dilakukan secara tebang pilih. kalau mau ditertibkan, ya tertibkan semuanya agar tidak ada kecemburuan sosial dari yang
lain,” komentar Diki.
Bahkan Diki mengancam akan kembali berjualan di tempat yang sama kalau saja petugas tidak tegas melakukan penertiban terhadap PKL lainnya. (Yayat Ruhiyat/WP)