Harga Karet Anjlok, Petani Ciamis Enggan Toreh Getah

84

wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Anjloknya harga karet di pasaran membuat petani karet di Dusun Cibayawak, Desa Sidamulih, dan di Dusun Sukamantri, Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengeluh. Saat ini petani menjual sit karet ke pedagang pengumpul seharga Rp. 15.000,- per kg, sebelumnya harga sit karet bisa mencapai Rp. 25.000,- sampai 30.000,- per kg.

petani karet di ciamis 2

Murahnya harga sit karet memicu sebagian para petani enggan menoreh getah kare­na mereka menilai tenaga dan usaha yang dikeluarkan dengan pendapatan tidak seimbang.

Odih, salah seorang petani karet, Rabu (31/08) kepada Warta Priangan, mengatakan, murahnya harga karet membuat para petani terancam rugi. Maka tak he­ran banyak pemilik karet  terpaksa meninggalkan usa­ha­nya dengan mencari lapa­ngan pekerjaan baru yang mendatangkan hasil. Usaha  mengambil karet di kebun  salah satu pekerjaan yang sulit dan berat, pasalnya petani  akan berhadapan dengan ba­ha­ya dan cuaca ekstrim.

“Hasil produksi karet me­rupakan salah satu sumber eko­nomi masyarakat, teru­ta­ma bagi petani yang me­miliki la­han di daerah per­bukitan. Ting­ginya intensitas hujan mem­buat petani ber­henti me­no­reh pohon  karet di kebun, pa­salnya getah karet tidak ke­luar dari batangnya. Petani ter­paksa menungggu cuaca cerah untuk menoreh,” ung­kap­nya.

Menurut Odih, tanaman ka­ret salah satu usaha  jangka pan­jang, bahkan sebagai anda­lan ekonomi sebagai besar masyarakat di daerah ini. Pengelolaan dan peme­liha­raannya mudah dilakukan dan dapat dija­dikan pe­ker­jaan sampingan. Saat ini, tanaman karet banyak terdapat di Dusun Cibayawak, Desa Sidamulih, dan di Dusun Sukamantri, Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

“Para petani karet di daerah ini berharap harga karet naik di pasaran. Bila harga karet sudah memadai, petani akan kembali turun ke kebun me­no­reh getah se­hing­ga ekono­mi masyarakat bangkit kem­bali, setidaknya  mampu menutupi kebutuhan ekono­mi keluarga,” tuturnya. (Baehaki/WP).

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses