Harga Karet Anjlok, Petani Ciamis Enggan Toreh Getah
wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Anjloknya harga karet di pasaran membuat petani karet di Dusun Cibayawak, Desa Sidamulih, dan di Dusun Sukamantri, Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengeluh. Saat ini petani menjual sit karet ke pedagang pengumpul seharga Rp. 15.000,- per kg, sebelumnya harga sit karet bisa mencapai Rp. 25.000,- sampai 30.000,- per kg.
Murahnya harga sit karet memicu sebagian para petani enggan menoreh getah karena mereka menilai tenaga dan usaha yang dikeluarkan dengan pendapatan tidak seimbang.
Odih, salah seorang petani karet, Rabu (31/08) kepada Warta Priangan, mengatakan, murahnya harga karet membuat para petani terancam rugi. Maka tak heran banyak pemilik karet terpaksa meninggalkan usahanya dengan mencari lapangan pekerjaan baru yang mendatangkan hasil. Usaha mengambil karet di kebun salah satu pekerjaan yang sulit dan berat, pasalnya petani akan berhadapan dengan bahaya dan cuaca ekstrim.
“Hasil produksi karet merupakan salah satu sumber ekonomi masyarakat, terutama bagi petani yang memiliki lahan di daerah perbukitan. Tingginya intensitas hujan membuat petani berhenti menoreh pohon karet di kebun, pasalnya getah karet tidak keluar dari batangnya. Petani terpaksa menungggu cuaca cerah untuk menoreh,” ungkapnya.
Menurut Odih, tanaman karet salah satu usaha jangka panjang, bahkan sebagai andalan ekonomi sebagai besar masyarakat di daerah ini. Pengelolaan dan pemeliharaannya mudah dilakukan dan dapat dijadikan pekerjaan sampingan. Saat ini, tanaman karet banyak terdapat di Dusun Cibayawak, Desa Sidamulih, dan di Dusun Sukamantri, Desa Neglasari, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
“Para petani karet di daerah ini berharap harga karet naik di pasaran. Bila harga karet sudah memadai, petani akan kembali turun ke kebun menoreh getah sehingga ekonomi masyarakat bangkit kembali, setidaknya mampu menutupi kebutuhan ekonomi keluarga,” tuturnya. (Baehaki/WP).