Keren! Bengkel di Ciamis Ini Mampu Produksi Ratusan Mesin Pertanian

171

wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Sebuah bengkel di Ciamis berhasil membuat alat pertanian sendiri. Jika lulus uji dari Kementerian Pertanian, maka para petani Ciamis tidak perlu membeli alat pertanian ke daerah lain.

Menurut sang pemilik bengkel, Emin, bengkelnya sudah memproduksi lebih dari 100 mesin pertanian. Pera­latan yang sudah diproduksi antara lain alat bajak sawah (hydrotiller), mesin perontok padi (tresher), perontok jagung (corn se­ller), mesin penyabit padi (reapper), mesin pe­ng­giling jagung (hammer mill), serta mesin peng­giling padi (rice milling).

Emin mengatakan, ia merintis bengkel las tersebut sejak tahun 2002. “Awalnya saya hanya melayani pesanan para petani, sekarang saya sudah mempunyai empat pekerja. Dalam pengerjaan satu alat bisa dikerjakan tiga  sampai empat  hari. Kami juga membuat pesanan di beberapa toko seperti Tasik, Kuningan dan dari Rancah”.

foto: dena a. kurnia/wp
foto: dena a. kurnia/wp

Kasi Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis, H. Nana menerangkan telah dilakukan test report terhadap alat-alat yang diproduksi bengkel Rizki yang beralamat di Desa Sukajaya, Kecamatan Rajadesa tersebut. “Kita melakukan test report untuk mengetahui kemampuan sebuah mesin pertanian. Test report ini tujuannya supaya tahu kekuatan dan kapasitasnya dan supaya ada legalitasnya dari pemerintah, sehingga kalau dipasarkan tidak susah,” jelas H. Nana.

Untuk kelakuan tes report tersebut, tim dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, Senin (03/10) telah mendatangi bengkel Rizki. Tim penguji dipimpin langsung Kepala Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian Provinsi, Ir. Edi Mulyana.

“Kami mengharapkan agar bengkel ini di­ ting­katkan kualitasnya, teru­tama dalam segi pengem­bangan teknologi dan te­naga yang menanganinya melalui kerjasama dengan penyuluh pertanian, sesuai tingkat keahlian yang me­reka miliki,” lanjut Nana.

Namun Emin merasa kesulitan dalam memasarkan mesin pertanian yang diproduksinya. “Kami telah memproduksi be­berapa jenis alat mesin pertanian, namun saya mengalami beberapa ke­su­litan dalam pemasaran pro­duknya. Untuk itu diper­lukan pemberdayaan, termasuk soal teknis supaya mesin pertanian yang diproduksi bisa sesuai dengan ke­bu­tuhan lokal”. (Dena A. Kurnia/WP)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.