Keren! Siswa SD di Ciamis Ini Raih Dua Mendali Kejurda Panjat Tebing

67

wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Atlet panjat tebing Kabupaten Ciamis sumbang satu perunggu dan satu perak di ajang kejurda panjat tebing se-Jawa Barat. Mereka berlaga di Kejurda Kelompok Umur Series I se-Jawa Barat yang dilaksanakan di GWK Sukabumi selama empat hari (27-30/10).

atlet-panjat-tebing-ciamis

Dari Kabupaten Ciamis di bawah binaan Federasi panjat tebing indonesia (FPTI) Kabupaten Ciamis mengirimkan tiga atlet panjat tebing, yaitu satu di kategori speed and lead youth A putri, satu di kategori speed and lead spider kids C, satu lagi di kategori speed & lead youth A putra.

Namun kecelakaan dialami pemanjat dari  Ciamis yang diwakili Suci Amalia (17)  di kategori speed youth A putri. Ia gagal menyabet medali perunggu dikarenakan bahu kanannya cedera ditengah-tengah jalur pertama.  Sehingga di kategori speed youth A putri gagal dalam mendapatkan mendali.

atlet-panjat-tebing-ciamis-1Di kategori speed and lead youth yang diwakili oleh Nurtedi (16) pun tidak bisa mempersembahkan mendali karena persaingan di kelas youth A putra sangat ketat.

Harapan datang dari pemanjat cilik Ciamis, ia berhasil memberikan persembahan terbaik untuk Kabupaten Ciamis di kejuaraan Panjat Tebing kategori speed spider kids C. Perunggu dan perak dipersembahkan oleh M. Fazri Andriana (7) siswa SDN 1 Bantasari, dan satu perak di kategori lead spider kids C.

“Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pelatih, Randi Perdiana atas bimbingan juga semangat yang selalu ia berikan ketika kami akan mulai pertandingan dari kami awal berlatih hingga bisa mengikuti lomba sampai menyumbang mendali. Dan terimakasih juga untuk semua pihak yang telah mendukung kami di Panjat Tebing Ciamis,” ungkap Amel sapaan akrab Suci Amalia.

“Memang ini merupakan kali pertama kita ikut perlombaan panjat tebing Speed,  karena memang tidak ada fasilitas yang memadai untuk latihan panjat tebing di Ciamis, kita masih bisa menyumbangan mendali, itu merupakan hal yang luar biasa sekali bagi kita,” lanjut Amel.

“Kita masih berlatih di sarana yang amat sangat minim, ada tempat berlatih di Lokasana hanya bisa delapan meter, ga bisa sampai ke atas,  karena memang kondisinya kurang perawatan,” pungkas Amel. (Pujitio/WP)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.