Wow! Pangandaran Potensial Sebagai Daerah Pengekspor Buah Manggis

104

wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Luput dari perhatian, ternyata buah manggis (Garcinia mangostana) hasil bumi petani di wilayah Kabupaten Pangandaran telah menembus pasar ekspor.

Namun Pangandaran belum mampu mengekspor langsung ke luar negeri dan hanya dikirim ke pengepul besar di Tasikmalaya. Wajar jika di Jawa Barat dikenal hanya Bogor, Subang, Tasikmalaya, dan Purwakarta sebagai daerah pengekspor buah Manggis.

Ketua Kamar Dagang dan Industri  (Kadin) Kabupaten Pangandaran , H Teddy Sonjaya (Foto : Iwan Mulyadi/WP)
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Pangandaran, H Teddy Sonjaya (Foto : Iwan Mulyadi/WP)

Hal tersebut disampaikan Ketua Kamar dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Pangandaran, H Teddy Sonjaya kepada Warta Priangan dikantornya, Rabu (11/1).

Teddy Sonjaya menjelaskan, buah manggis merupakan salah satu komoditas ekspor yang menjanjikan di wilayah Kabupaten Pangandaran.

Foto : Iwan Mulyadi/WP
Foto : Iwan Mulyadi/WP

Dia memberi gambaran potensi produksi pertanian buah manggis di Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, saja bisa mencapai sekitar 300 ton perhari.

Sayangnya, petani manggis di wilayah tersebut kurang mendapat pembinaan dalam hal produktifitas dan pemasaran. Alhasil, buah manggis dari wilayah itu dibawa pengepul dan tengkulak ke Tasikmalaya.

Foto : Iwan Mulyadi/WP
Foto : Iwan Mulyadi/WP

Teddy menambahkan, perhari biasa atau bukan musim, di Dusun Margajaya saja produksi buah manggis mencapai hingga 3 ton perhari, di Dusun Pangancraan 1,5 ton, Dusun Cibunian 2,5 ton, Dusun Cidawung 1 ton, Dusun Cikadu 1,5 ton, Dusun Karangkamal 0,5 ton, Dusun Balengbeng 0,5 ton,

“Di hari biasa (bukan musim) produksi manggis mencapai 10,5 ton perhari. Sedangkan bila sedang musimnya, produksi buah manggis bisa mencapai 300 ton perhari,” katanya.

Selama ini tambahnya, petani masih menggantungkan pemasaran buah manggis pada pengepul dan tengkulak. Para pengepul dan tengkulak kemudian menjual buah manggis asal Desa Margacinta ke sejumlah kota besar dan mengekspornya ke luar negeri.

Sayangnya, kata Teddy, setiap kali musim panen raya tiba, 30 sampai 40 persen produksi manggis gagal dan membusuk akibat proses dan cara pengambilan (pemetikan) yang masih dilakukan secara asal-asalan.

Untuk itu, pihaknya mulai memetakan daerah mana saja yang cocok untuk pengembangan kawasan buah manggis. Selain itu masa tanam buah manggis yang sangat lama juga dinilai menjadi hal yang perlu dicari solusinya.

Buah manggis saat ini telah diekspor ke Cina, sejumlah negara Timur Tengah, Taiwan, serta ke Australia.

Dari tahun ke tahun harga buah manggis terus melonjak dan tidak adanya over stok di pasar karena buah manggis yang mereka panen itu, langsung diekspor ke luar negeri.

Menurut dia, untuk di Kecamatan Parigi saja, terdapat puluhan pengumpul manggis yang setiap pengumpulnya rata-rata mampu mengumpulkan manggis sekitar 200 ton.

“Sehingga bisa dibayangkan, buah manggis asal Pangandaran yang diekspor ke luar negeri mencapai ribuan ton,”pungkasnya.(Iwan Mulyadi/WP)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.