Angka Kekerasan Perempuan dan Anak di Pangandaran Tinggi

52

wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Saat ini angka kekerasan pada perempuan dan anak di Kabupaten Pangandaran masih tinggi. Diperlukan upaya serius dinas terkait untuk menanganinya.

Hal tersebut disampaikan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata usai melakukan kunjungan kerja dan ekspose Dinas KBP3A di Aula Desa Parigi, Kamis (19/1).

Bupati Jeje mengatakan, Pemerintah Kabupaten Pangandaran saat ini sedang berkonsentrasi dalam upaya menurunkan laju pertumbuhan penduduk, angka kelahiran perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan.

Menurutnya, penurunan laju pertumbuhan penduduk dan penurunan angka kelahiran bayi itu yang paling penting. Namun data yang ada di dinas terkait masih belum valid dan terinci.

“Kita masih sulit memperoleh data riil berapa masa subur, di mana saja kondisinya bagaimana. Untuk itu kita minta data tersebut secara akurat dan secepatnya tersedia,”kata Jeje.

Menurutnya, khusus perlindungan perempuan dan anak, harus mulai dibangun kesadaran di tempat  anak itu berada. Baik di sekolah, madrasah dan lain-lain.

“Anak-anak harus diberi pemahaman dan pendidikan agar mereka peka, jika ada hal-hal yang terjadi di luar ketentuan untuk segera melakukan komunikasi pada orang tua dan pihak terkait,”paparnya.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Tavian Soekartono, S.E. (foto: iwan mulyadi/wp)
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Tavian Soekartono, S.E. (foto: iwan mulyadi/wp)

Sementara itu Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Tavian Soekartono, S.E mengatakan, saat ini telah tersusun urusan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) kabupaten Pangandaran dan tinggal menunggu pelantikan.

“Hal ini untuk mengantisipasi kekerasan pada perempuan dan anak yang masih tinggi di Pangandaran. Untuk tahun ini kita targetkan penurunannya hingga 0,2%,”jelasnya.

Tavian menambahkan, untuk kasus kekerasan pada anak di Padaherang, saat ini pihaknya masih terus melakukan pemantauan. (Iwan Mulyadi/WP)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.