Carut Marutnya Pengelolaan Bahan Baku Tahu Tempe di Garut
wartapriangan.com, BERITA GARUT. Setelah bubarnya Koperasi Tahu Tempe (Kopti) Garut tahun 1999 lalu, pengelolaan bahan baku Tahu Tempe di Kabupaten Garut jadi tidak karuan. Padahal kebutuhan kacang kedelai untuk 900 pengusaha tempe tahu di Kabupaten Garut setiap harinya mencapai 60 ton.
Menurut salah seorang pengusaha kacang kedelai, Asep Imam warga Kampung Salaawi Tarogong Kaler, pengelolaan kacang kedelai di Garut setelah kebangkrutan Kopti, jadi tidak karuan. Para pengusaha tahu tempe terpaksa membeli kebutuhan bahan pokok kacang kedelai dari para agen yang tersebar di Kabupaten Garut.
Dengan kondisi seperti ini tandas Asep Imam, jelas sangat berpengaruh terhadap harga maupun kelangkaan kacang kedelai. Bahkan tegas Asep, harga kacang kedelai di Garut per kilonya Rp 6800, padahal harga kedelai di wilayah Bandung dan Tasik jauh lebih tinggi di atas Rp 7000/kg nya.
Ketidak stabilan harga tersebut, jelas sangat merugikan para agen atau distributor kedelai. Padahal kalau dikelola oleh Kopti, harga maupun kelangkaan kedelai tidak akan terjadi.
Jatuhnya harga kedelai di Kabupaten Garut menurut Asep Imam, dikarenakan adanya persaingan harga antar agen atau distributor. Ahirnya para agen kedelai saling menjatuhkan harga. “Jika seandainya kebutuhan kedelai ditangani satu pintu oleh Kopti, pasti para pengrajin tahu tempe tidak akan bisa membeli kedelai kemana saja,” ungkapnya. (Yayat Ruhiyat/WP)