Radikalisme Dipacu Kehidupan Politik Dunia
wartapriangan.com, BERITA GARUT. Akar penyebab munculnya aksi terorisme dan radikalisme, kalau dicermati begitu kompleks. Berbagai multi faktorial yang menyangkut masalah trans Nasional ditambah kehidupan politik dunia, bisa jadi penyebab dan pemicu munculnya terorisme.
Demikian diungkapkan Direktur Informasi Jubir BIN, Wawan Purwanto usai memberikan materi pada acara Dialog publik OSIS SMA, Selasa (25/4). Dikatakan Wawan, “secara umum yang menimbulkan faham teroris itu, adalah faktor ketidakadilan. Dan itu terjadi diberbagai belahan dunia, baik secara sosial, politik, ekonomi, maupun budaya.”
Berbagai faktor ketidakadilan tersebut, jelas akan memicu faktor radikalisme. Juga selain itu jelas Wawan, faktor rendahnya Pendidikan, kemiskinan, budaya serta kehidupan sosial akan mempermudah masuknya faham tersebut.
Sehingga orang akan sangat mudah terpengaruh faham radikalisme yang berujung pada faham teroris.
Semua agama apa pun di dunia ini, termasuk agama Islam tidak mengajarkan kekerasan. Islam adalah agama yang penuh toleransi. Namun melihat kompleksitas permasalahan tersebut, tampaknya terorisme bukan semata-mata masalah agama, melainkan masalah seluruh umat manusia dalam berbagai aspek.
Terorisme tergolong sebagai sebuah bentuk kejahatan, bahkan dapat dikatakan kejahatan yang terorganisir. Terorisme tentu bukan sesuatu yang muncul dari ruang hampa. Dia memerlukan kultur tertentu untuk tumbuh. Meskipun banyak faktor pendukung yang menyebabkan terjadinya terorisme.
“Namun ada beberapa hal paling mendasar yang menyebabkan terjadinya terorisme, diantaranya adalah ideologi dan teologi. Kedua faktor tersebut merupakan hal yang paling fundamental dalam pergerakan terorisme,” terangnya.
Ideologi dan teologi adalah alasan untuk seseorang dalam melakukan tindakan radikal yang menguntungkan kelompoknya sendiri. Tentu saja dalam sebuah aksi terorisme mereka sangat memerlukan anggota. Oleh sebab itulah, melalui doktrin-doktrin radikalisme dan terorisme, mereka mampu merekrut anggota anggota baru yang berjiwa militan. (Yayat Ruhiyat/WP)