Belajar Kemandirian Pangan dari Karsum, Petani Cabe di Pangandaran

67

wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Meroketnya harga kebutuhan pokok tidak pandang wilayah, baik di perkotaan maupun pedesaan. Sementara itu impor masih dianggap sebagai solusi, bagi sebagian orang.

Ternyata tidak demikian dengan Karsum, petani cabe merah di Dusun Sidahurip RT. 002 RW. 005, Desa Cintakarya, Kecamatan Parigi, Pangandaran ini, yang berpendapat sebaliknya.

Menurutnya, masyarakat jangan selalu tergantung impor, apa lagi soal kebutuhan bahan pokok.

“Untuk kebutuhan keluarga sehari-hari, seperti bumbu dapur misalnya, rasanya pekarangan rumah bisa kita dapat dijadikan dapur hidup. Selain sehat, sudah pasti itu bisa menekan biaya pengeluaran, tinggal tergantung kemauan,”katanya.

Menjelang akhir tahun ayah tiga anak ini memutuskan untuk berkebun cabe. Berbekal pengalaman serta semangat belajar ia mempersiapkan segala sesuatunya.

Luar biasa, di masa awal ia berkebun sudah dihadapken dengan berbagai persoalan. Dari mulai cuaca ekstrim sampai hama dan penyakit yang sulit dihadapi.

Namun demikian, Karsum tidak menyerah. Ia berdiskusi dengan banyak orang, meperluas literasi, kemudian menerapkan sembari melakukan penelitian.

Persoalan satu selesai disambung dengan persoalan baru yang justru lebih rumit. Sampai-sampai Ia sempat berpikir akan mengahiri kegiatan budidaya cabe tersebut.

Bagaimana ia tidak jenuh, setelah biaya penggarapan yang cukup tinggi ditambah perhatian yang ia curahkan, tetap saja, kebun cabenya dilanda kegagalan.

Sayangnya bukan Karsum kalau tidak “ngeyel.” Berkat kengeyelannya itu, dirinya terus berusaha dan belajar.

“Memang harus tertatih-tatih, harus bersusah payah, harus banyak pengorbanan, biaya, waktu dan tenaga. Namun saya bertekad akan terus melakukan usaha ini,”ujar Karsum.

Sebab menurutnya, kemandirian pangan adalah sesuatu yang bukan mustahil, selama kita bisa bijak memperlakukan alam.

Tetapi lihat sekarang, Karsum telah berhasil keluar dari banyak persoalan itu. Ya memang belum sepenuhnya berhasil, masih banyak kekurangan termasuk memaksimalkan hasil panen. Yang terpenting adalah, dirinya sudah berusaha, belajar, meneliti, mengevaluasi kemudian memperbaharui perlakuan kepada tanaman cabe miliknya.

Karsum memberikan ruang pada siapa pun, baik pemerintah, komunitas, petani atau penggiat pertanian lainnya untuk bisa membantu memaksimalkan hasil dari kegiatan budidaya cabenya. Baik itu ide, gagasan, pengalaman atau apa pun juga yang sekiranya bisa membantu.

“Saya akan sangat senang sekali bila ada yang mau bantu, apa lagi datang langsung ke kebun cabe saya untuk memastikan perlakuan yang tepat untuk tanaman cabe saya,”tuturnya. (Iwan Mulyadi/WP)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses