Seharian di Ciamis, Romy Serukan Hentikan Ujaran Kebencian di Media Sosial!
wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Seharian berada di Kabupaten Ciamis, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy menyerukan untuk menghentikan aksi ujaran kebencian di media sosial.
Laki-laki yang akrab dengan panggilan Romy tersebut datang ke Ciamis dalam kegiatan Safari Ramadhan. Ia mendatangi para tokoh serta ulama yang ada di wilayah Ciamis.
“Seiriing semakain banyaknya ujaran-ujaran kebencian yang ada di masyarakat baik melalui media cetak, maupun elektronik hingga media sosial. Kami dari PPP terus berkomitmen menebarkan ajaran Islam Rahmah yang memberikan cinta kasih sesama, untuk menjadikan alat kita berbangsa dan bernegara yang baik,” katanya, Jumat (02/06).
Romy pun memaparkan, pada tanggal 01 Juni telah memperingati hari lahir pancasila, maka sebagai bangsa Indonesia harus bisa memahami isi makna pancasila.
“Di hari memeperingati lahir pancasila, Presiden Joko Widodo telah menyampaikan bahwa keberadaban itu hal yang merekatkan kita dalam kontek membina keragaman, maka menyikapi pesan tersebut membuat saya terdorong untuk turun ke daerah-daerah supaya menjadi penguat dan perekat,” paparnya.
Ia juga menilai, bahwa bangsa ini dihadapkan pada tantangan kebencian yang didasarkan atas modernitas.
“Kita lihat aksi-aksi, menyusuli setelahnya ada reaksi aksi, serta adanya ujaran kebencian di media sosial dan diikuti persekusi oleh massa. Padahal yang dipersekusi itu adalah masih saudara-saudara kita, jangan sampai masalah masyarakat yang haruasnya dilakukan penyelesaian oleh aparat, berubah menjadi momodemokrasi, pemerintahan atau kekuasaan yang dijalankan oleh kerumunan masa, sekarang ini dengan adanya aksi-aksi persekusi menyusulnya adanya ujaran kebencian menjadikan rasa aman berkurang,” jelasnya.
Ia menyerukan kepada komponen bangsa hentikan ujaran kebencian di media sosial serta menghentikan persekusi.
“Kalau ada hal-hal yang tidak memuaskan dan berkenan di media sosial, kita laporkan kepada aparat! Tugas kita sebagai warga adalah memastikan aparat untuk bekerja bukan mengubah diri kita menjadi aparat,” pungkasnya. (Dede Hermawan/WP)