Ini Lho, Tujuan PP PAUD dan Dikmas Jabar Luncurkan Program Pendataan ATS
wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Untuk mendorong dan mengurangi anak putus sekolah di usia dini, Pusat Pengembangan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PP PAUD dan Dikmas) Jawa Barat, meluncurkan program pendataan Anak Tidak Sekolah (ATS) berbasis sinergitas untuk mengidentifikasi keberadaan anak putus sekolah.
Dari data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) tahun 2017 mencatat sekitar 600 ribu anak di Jawa Barat yang putus sekolah.
“Termasuk di Kabupaten Ciamis masih banyak anak di usia dini putus sekolah. Maka program ini bertujuan untuk mendata anak usia sekolah yang saat ini tidak sekolah tujuannya akan dikembalikan sekolah baik formal maupun non formal. Setelah mereka teridentifikasi maka akan di daftarkan untuk menerima manfaat program Kartu Indonesia pintar (KIP)”, kata Ketua Pusat PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, Muhammad Hasbi, Selasa (04/07) di Aula Hotel Budi Family Ciamis.
Ia menjelaskan, untuk melakukan pendataan itu pihaknya tidak hanya menggandeng Dinas Pendidikan tetapi juga berbagai unsur Pemerintah dari tingkat desa sampai kabupaten, serta Unsur Pembina PKH dan unsur pendidikan lainnya.
“Sasaran dari pendaataan ini adalah anak yang putus sekolah dari usia 6 sampai 21 tahun dengan berbagai alasan tidak bersekolah baik SD atau SMP. Sengaja Saya bidik Kabupaten Ciamis terlebih dahulu karena seluruh program pendidikan dapat tercapai, contohnya Ujian Nasional Paket C atau setara SLTA dapat dilaksanakan dengan berbasis komputer yang berstandar Nasional”, jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis, Wawan S Arifien menambahkan, pihaknya mendukung dengan diadakanya program tersebut.
“Jika itu yang terbaik bagi generasi serta masadepan anak cikal bakal penerus bangsa kenapa tidak, asal ada solusinya,” tambahnya.
Ia juga mencanangkan akan membuat program sisihkan uang jajan siswa tujuannya untuk membantu anak putus sekolah.
“Caranya sangat mudah di sekolah atau kelas disediakan celengan, nanti jika ada uang sisa jajan 100 atau 200 rupiah siswa bisa memasukan uang tersebut ke celengan. Setelah uang terkumpul, di akhir tahun pelajaran celengan tersebut bisa dibuka serta uangnya diberikan untuk membantu siswa yang ingin melanjutkan sekolah tetapi terhambat oleh masalah biaya,” paparnya. (Dede Hermawan/WP)