Ternyata Mayoritas Bendera dan Umbul-umbul yang Dijual di Indonesia, Buatan Garut
wartapriangan.com, BERITA GARUT. Setiap setahun sekali menjelang HUT RI, bendera diserbu masyarakat di Nusantara. Dari Sabang hingga Merouke semuanya butuh bendera Merah Putih. Namun jarang masyarakat yang tahu, bendera Merah Putih yang dijual di setiap kaki lima itu merupakan produk Kecamatan Leles, Garut.
Bahkan karena terkenalnya dengan produk bendera Merah Putih, maka di Kecamatan Leles ada kampung yang mendapat julukan Kampung Bendera. Sejak tahun 1970, Kampung Sayuran, Desa Haruman, Kecamatan Leles dikenal sebagai kampung Bendera.
Hampir semua penduduknya menjadi pengrajin atau pembuat bendera Merah Putih, dan hasil produksinya dijual di seluruh tanah air. Sehingga kampung tersebut dikenal sebagai Kampung Bendera.
Dikatakan H. Encep (47), salah seorang warga Kampung Sayuran, setiap menjelang bulan Agustus, omzet pesanan bendera Merah Putih meningkat 100%. Sebab pemesan bukan hanya dari Jawa Barat saja, melainkan dari seluruh pelosok Nusantara. Dari mulai Jawa Barat, Sumatera hingga ke Indonesia Timur.
Memang produk bendera dan umbul-umbul dari Kecamatan Leles ini terbilang berkualitas. Selain unggul dari sisi kreasi, juga pola pembuatannya pun terbilang seragam. Artinya, bendera, umbul-umbul dan baligo khas Leles tidak bisa ditiru oleh orang lain. Produk Leles ini memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh yang lain.
Dikatakan H. Ecep, dalam proses pembuatan bendera ataupun umbul-umbul tidak lansung oleh seorang, melainkan dibagi pengerjaanya. Ada yang khusus menjahit, ada pula yang hanya memotong bahan. “Mereka harus terus mempertahankan kualitas dan inovasi produk,” jelas Encep, Senin (31/7).
Mayoritas masyarakatnya, menurut Encep merupakan pengrajin musiman pembuat bendera dan umbul-umbul. “Pokoknya hampir semua keluarga akan memutarkan uangnya di bisnis yang satu itu, dan nilainya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Kalau ditotal, keuntungan keseluruhan warga bisa tembus miliaran rupiah,” tandasnya.
“Namun kalau dihitung-hitung, peredaran uang di kampung Bendera ini miliaran rupiah,” jelas H. Ecep. (Yayat Ruhiyat/WP)