Warga Garut Temukan Lahan Ratusan Hektar yang Diduga Situs Sejarah
wartapriangan.com, BERITA GARUT. Kabupaten Garut memang kaya dengan berbagai potensi alamnya, kota yang mendapat julukan Swis Van Java ini tak pernah kekurangan oleh panorama alam yang fenomenal. Dari mulai keindahan alam Obyek Wisata Cipanas, Darajat, Cangkuang hingga obyek wisata pantai yang sangat menakjubkan.
Belum lama ini ditemukan beberapa fenomena alam yang sangat menakjubkan, hamparan batu batu yang diduga peninggalan Pra Sejarah di Gunung Shangian, Kecamatan Balubur Limbangan. Di situ ditemukan batu-batuan yang terhampar dan tersusun rapih, seperti bekas perkampungan yang diperkirakan di Zaman Pra Sejarah.
Selain di Gunung Shangiang, baru-baru ini ditemukan pula hamparan batu-batuan yang diperkirakan sebuah situs. Hamparan dan susunan batu tersebut ditemukan warga di Kampung Cisaat, Desa Margalaksana, Kecamatan Bungbulang, Garut. Luas batuan yang tersusun rapih itu lebih dari 240 Ha, dan kini tengah ditelusururi nilai sejarah yang terkandung di lokasi tersebut oleh Paguyuban Jagaraksa Karuhun.
Dikatakan Ketua Paguyuban Jagaraksa Karuhun, Tony Munawar, keberadaan penemuan yang diduga sebuah situs tersebut, sekarang tengah diteliti oleh para ahli. Seperti ahli Geolistrik dan Seimik dari LIPI, Dr. Dani Hilman, Pon Kacasungkana, seorang budayawan serta Yusup.
Namun menurut Tony, mereka belum memberikan konklusinya, sebab harus menunggu hasil kajian. Apakah yang ada di Bungbulang itu memang sebuah situs atau hanya sebuah fenomena alam biasa. Namun jelas Tony, para peneliti dari LIPI tersebut mengatakan, bahwa batu-batu yang ada di lokasi tersebut berbentuk sangat antik, unik serta berbeda.
Kasi Kepurbakalaan dan Cagar Budaya Dispurbad Garut, Dra. Sri Kusni Madyaningsih mengatakan, hingga saat ini pihak Disparbud Garut belum bisa melangkah jauh. Sebab untuk menentukan sebuah situs atau bukanya harus melakui kajian dan penelitian dari tim ahli. Selain itu jelas Sri, untuk sebuah penelitian membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Sementara anggaran yang ada di Disparbud Garut sangat tebatas, sehingga sulit untuk melangkah. Namun jelas Sri, pihaknya tetap berupaya untuk menindaklanjuti penemuan yang diduga situs di wilayah Bungbulang. Tapi sayangnya, anggaran untuk 2017 sudah diarahkan ke empat titik, yakni Situ Cangkuang, Kecamatan Leles, Situs Ciburuy, Kecamatan Bayongbong dan Kecamatan Tarogong Kaler berupa mahkota dan benda pusaka.
Sementara untuk Gunung Shangiang, Sri menjelaskan, bahwa hamparan dan susunan batu yang ada di sekitar gunung tersebut, bukan sebuah situs melainkan kejadian alam biasa atau fenomena alam. Selain itu tambah Sri, lokasinya berada di wilayah kawasan hutan.
Semetara untuk Bungbulang, pihak budaya juga sependapat, menunggu kajian dari tim ahli. Namun karena Garut tidak memiliki tim ahli di bidang itu, terpaksa harus menggunakan tim ahli dari Provinsi Jawa Barat. Dan itu pun ditambahkan Sri, selain personilnya terbatas hanya tujuh orang, juga harus menggunakan anggaran yang besar.
Diakui Sri, selama ini bidang kebudayaan memang terhimpit oleh anggaran. Sehingga untuk melakukan satu penelitian tidak semudah seperti yang diharapkan masyarakat. Selain tidak memiliki tim ahli, anggaranya pun sangat terbatas. “Sehingga mempersulit langkah kerja,” katanya. (Yayat Ruhiyat/WP)