Miris! Enam Atlet Sea Games Asal Garut Terlantar di Bandara Soetta
wartapriangan.com, BERITA GARUT. Kepulangan enam orang Pahlawan Atlet Sea Games 2017 asal Kabupaten Garut, tidak mendapat sambutan dari Pemerintah Kabupaten Garut. Jangankan bonus atau penghargaan lainya, sambutan kecil pun dari Pemerintah Kabupaten Garut tidak ada. Mereka benar-benar merasa sangat kecewa.
Para Pahlawan Sea Games ini menuturkan, jangankan mereka diberi bonus, bahkan sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta saja celingukan. Tak satupunpejabat Garut yang datang menyambut mereka. Padahal mereka sudah berjasa mengangkat nama Indonesia dan Garut di mata Internasional.
Keenam atlet yang sudah menyumbangkan emas, perak dan perunggu itu seakan tidak dihargai oleh Pemerintah Kabupaten Garut. Mereka harus menelan pil pahit karena tidak diapreasiasi oleh kampung halamannya.
Ke enam atlet tersebut diantaranya, peraih medali emas Nunu Nugraha, Asep Yuldansani, Anggi Fasial Mubarok, sedangkan yang meraih medali perak dan perunggu, Gina Tri Lestari, Lutfi Nurhasanah, dan Parmudita Yulstia.
Lutfi Nurhasanah, peraih medali Perunggu Pencak Silat kategori regu, mengaku selama ini perhatian Pemkab Garut memang sangat minim. Bahkan untuk multi even sebesar Sea Games saja tidak ada perhatian. Dari mulai persiapan hingga kepulanganya kembali, tidak diperhatikan sama sekali.
Bayangkan saja, tegasnya, kalau atlet daerah lain, waktu di Malaysia selalu ditengok oleh pejabat daerah. Dari mulai Bupati, pengurus KONI serta unsur lainya. “Sementara para atlet Garut, jangankan dikunjungi ke Malaysia, tiba di bandara saja tak seorang pun yang datang menyambut,” katanya dengan nada kecewa, Rabu (13/09) pada wartawan.
Lebih jauh Lutfi, atlet putri yang masih duduk sebagai Mahasiswa Uniga itu mengaku kecewa terhadap perhatian Pemkab Garut yang tidak ada sama sekali. Sebab seluruh persiapan keberangkatan ke Sea Games mutlak ditanggung KONI pusat tanpa uluran tangan pemerintah Kabupaten Garut sedikitpun juga.
Yang lebih menyakitkan, tambahnya, saat kepulangan ke tanah air pada Agustus lalu, tak satu pun pejabat Garut yang menyambut dan menjemput mereka. Kedatangan mereka hanya disambut kalungan bunga perwakilan Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Untuk itu para atlet merasa kecewa oleh sikap Pemkab Garut maupun KONI. Kalau di daerah lain, kedatangan para atlie disambut baik oleh bupati dan KONI. “Untuk apa bangga dengan perolehan medali? Kalau pemerintahnya sendiri tidak menghargai. Bahkan saat di bandara merasa kebingungan, dan akhirnya pihak kampus UNIGA yang menjemput,” ujarnya. (Yayat Ruhiyat/WP)