Hari Ini Genap Satu Tahun Bencana Banjir Bandang Cimanuk, Warga Lakukan Doa Bersama

48

wartapriangan.com, BERITA GARUT. Kesedihan dan trauma yang dialami korban banjir bandang Cimanuk hingga kini masih tersisa. Satu tahun sudah musibah yang memporakporandakan sebagian warga Garut itu, ternyata masih banyak menyimpan kepedihan serta ketakutan warga, khususnya mereka yang kini berada di tempat-tempat penampungan.

Tepat hari ini, Rabu (20/9) merupakan hari musibah banjir bandang Sungai Cimanuk, tepatnya (20/9/16). Kala itu semua orang terfokus pada musibah besar yang melanda sebagian masyarakat Garut. Dalam musibah tersebut, Bupati Garut mengeluarkan yang tertuang dalam Keputusan Bupati Garut Nomor 360/kep.543-DSTT/2 Tanggal 27 September 2016. Bencana banjir bandang terbesar dan terparah itu menelan 34 korban jiwa, 23 orang hilang, serta mengungsikan 2525 orang ke beberapa titik posko yang tersebar.

Banyak spekulasi muncul terkait becana paling besar di kota yang berjuluk Swiss Van Java ini. Rusaknya ekosistem alam di daerah hulu Sungai Cimanuk, dinilai menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir bandang yang merusak sekitar 594 bangunan dan menghanyutkan 57 bangunan lainnya.

Selain itu, kondisi hulu untuk Daerah Resapan Sungai (DAS) Cimanuk, terdapat kawasan resapan air yang telah banyak dilakukan alih fungsi lahan. Seperti di Bayongbong, Cikajang dan Pasir wangi. Ditambah maraknya penebangan hutan di wilayah Gunung Guntur, Papandayan, Darajat dan Cikuray.

Dalam mengenang satu tahun tragedi bencana banjir bandang tersebut, sekitar 30 keluarga korban pengungsi di Gedung Bale Paminton No. 30, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, menggelar doa dan dzikir bersama yang dipimpin langsung oleh penanggung jawab dan koordinator pengungsi di Bale Paminton, Sandy Ahmad Fathony.

Para keluarga korban sebelumnya terlebih dahulu melakukan renungan, lalu setelah itu melakukan doa bersama serta dzikir. Mereka berdoa, agar para korban banjir diterima Iman Islamnya serta ditempatkan di tempat yang mulia.

Salah seorang pengungsi yang rumahnya hanyut di sapu banjir bandang, Halimah (62) warga Jalan Perintis RT 01/01 Kelurahan Pakuwon, Kecamatan Garut. Dia berharap, agar segera mendapatkan tempat yang layak seperti yang dijanjikan Pemerintah Kabupaten Garut.

Menurutnya, Sudah hampir setahun tinggal di tempat penampungan. Dia berharap, Pemerintah kabupaten Garut segera menyediakan rumah yang layak untuk bisa ditempati. Diakuinya, bisa tinggal dipenampunganpun sudah bersyukur. Tapi dia dan yang lainnya sangat berharap bisa segera menempati tempat yang baru. (Yayat Ruhiyat/WP)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses