Aneh… Sekedar Melihat Burung Saja Takjub Padahal Usianya Sudah Remaja
wartapriangan.com, INSPIRATIF. Sebut saja namanya Azhari, seorang putra asli Palembang yang sudah lama menetap di Kota Kembang. Azhari seorang pejabat penting di salah satu BUMN yang berpusat di Bandung. Uang, bagi dia bukan masalah. Hidupnya sangat berkecukupan.
Satu saat Hari (panggilan Azhari), menyempatkan waktu berjalan-jalan dengan Zein, anak semata wayang yang baru beberapa bulan lalu lulus dari sekolah setingkat SMA. Di sela-sela kesibukannya, siang itu ia bersama istrinya benar-benar meluangkan waktu bersama Zein. Tempat yang ia pilih bukan tempat yang mewah. Mereka berjalan-jalan di salah satu daerah di Bandung Utara yang masih memiliki suasana alam yang segar.
Singkat cerita, tibalah Hari dan anak istrinya di lokasi yang dituju. Saat turun dari mobil, Zein yang sudah berusia remaja itu langsung menyedot perhatian para pengunjung lain. Bagaimana tidak, buah hati Hari terlihat begitu takjub dengan pemandangan alam di lokasi tersebut. Boleh jadi, tingkat Zein terkesan terlalu berlebihan oleh para pengunjung lain.
“Ayah, banyak sekali pohon, besar dan rindang,” ujar Zein setengah berseru. Hari hanya membalasnya dengan usapan lembut di kepala Zein.
“Yah.. Mah… Itu lihat ada burung!” Lagi-lagi Zein setengah berseru pada orang tuanya. Dan lagi-lagi, Hari dan istrinya membalas rasa takjub buah hatinya dengan senyuman. Para pengunjung lain mulai terlihat saling berbisik satu sama lain. Tentunya, tingkah Zein terlihat aneh. Anak seusia remaja itu, begitu takjub sekedar melihat pohon dan burung. Pemandangan yang sehari-hari bisa ditemui dengan mudah.
Dan, Zein benar-benar terpekik ketika melihat ada kuda melintas di depannya. Kuda yang biasa ditunggangi para pengunjung lokasi.
Zein takberhenti takjub. Ia melangkah kesana-kemari. Melihat semua yang ada di sekitar lokasi. Sementara Hari dan istrinya duduk di kursi kayu di bawah pohon rindang. Wajah mereka terlihat bahagia sekali melihat perilaku anaknya. Hingga seorang pengunjung menghampiri Hari dan berkata…
“Pak, boleh saya menyarankan sesuatu? Dulu keponakan saya juga sempat mengalami gangguan seperti itu.” Begitu ucapan seorang pengunjung yang menghampiri Hari.
“Boleh,” jawab Hari, tanpa menghilangkan raut bahagia dan senyuman di wajahnya.
“Ada klinik pengobatan yang khusus menangani anak seperti anak bapak. Keponakan saya juga dulu begitu. Usianya sudah 20, tapi perilakunya seperti anak-anak, mirip anak Bapak itu. Hanya sekitar setengah tahun, sembuh dan sekarang jadi remaja yang normal. Kalau bapak mau coba berobat ke sana, nanti saya kasih alamatnya,” terang si pengunjung.
“Oh itu… tidak usah, Pak. Terima kasih banyak. Anak saya sehat. Justru dia belum lama keluar dari rumah sakit. Sejak lahir dia buta, dan baru di usia remaja bisa menjalani operasi mata. Usianya memang sudah 18 tahun lebih, tapi banyak hal yang benar-benar baru bisa dia lihat hari ini,” terang Hari.
Si Pengunjung langsung meminta maaf. Hari dan istrinya membalas dengan senyuman.
Terkadang, kita terlalu cepat menilai, padahal belum cukup faham dengan apa yang sedang terjadi.
(Abu Ayyub)