LEAD UP
wartapriangan.com, OPINI. Diantara banyak permasalahan di pekerjaan, yang sering kali menduduki peringkat pertama justru hubungan dengan atasan. Dari berbagai penelitian, tidak harmonisnya kerjasama dengan atasan, memang menduduki peringkat teratas alasan keluarnya karyawan.
Bisa saja atasannya yang memang menjadi “enemy of state” atau bisa juga timnya yang tidak mampu membangun kerjasama yang kondusif.
Agar tidak frustasi, fokuslah pada apa yang bisa kita optimalkan. Meminta atasan untuk berubah akan lebih sulit dibandingkan dengan mencari cara agar masalah tidak timbul saat bekerjasama dengan atasan kita.
Padamkan “bara api” sebelum membesar
Pahami bahwa peran dan area tanggung jawab atasan lebih besar dari kita, dan itu memang sudah sewajarnya demikian. Banyak hal yang memang harus dipikirkannya (THINK).
Bila situasinya lebih tidak dipahami olehnya, apa yang dipikirkan mulai menjadi area CONCERN yang lebih serius. (CONCERN) atau perhatian yang ada bila didiamkan saja tidak akan hilang dengan sendirinya, bahkan akan naik levelnya menjadi (WORRY) atau cemas.
Panasnya “suhu” atasan yang masih THINK, dengan yang mulai CONCERN, dan sudah WORRY tentunya akan berbeda.
Seberapa jauh kita bisa memadamkan bara apinya dengan cepat? Apa yang harus dilakukan agar baranya tidak membesar secara brutal? Lakukan tindakan jitu di tiga level LEAD UP berikut ini.
LEAD UP #1: Menjadi cenayang
Saat mesin berpikir atasan kita sedang berjalan dengan kecepatan penuh, agar tidak panas mesinnya haruslah diberikan pelumas yang tepat. Apa pelumas yang paling dibutuhkan? Jawabnya adalah data dan informasi.
Sebagai anggota timnya, coba pahami data dan informasi yang dibutuhkan atasan kita. Usahakan berikan data dan informasi itu bahkan sebelum diminta. Atasan akan sangat terbantu dengan hal ini.
Tingkat kelelahan mesinnya bahkan bisa dihindari karena ia tidak perlu meminta data dan informasi tersebut, kita sudah memberikannya secara proaktif. Atasan tidak perlu bertanya-tanya, karena kita melakukan LEAD UP untuk membuatnya lebih paham.
Informasikan perkembangan proyek anda secara rutin. Berikan Update secara berkala mengenai klien. Sampaikan data yang dibutuhkannya untuk membuat keputusan bahkan sebelum diminta.
LEAD UP #2: One step ahead initiatives
Bila tingkat kepanasa mesin mulai naik dari THINK menjadi CONCERN, yang dibutuhkan sudah tidak cukup data dan informasi saja, namun haruslah INITIATIVES atau inisiatif.
Kalau hanya sekedar memberikan data atau informasi, berarti fokus masih ada pada diri atasan kita. Apa inisiatif yang bisa kita lakukan lebih jauh dari sekedar memberikan data dan informasi? Apa yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan keterlibatan aktif dalam situasi tersebut?
Strategi LEAD UP ini akan memberikan “kredit” yang semakin mahal, karena kita menjadi anggota tim yang terasa kontribusinya.
LEAD UP #3: Problem Solver
Bila panasnya mesin terlanjur naik hingga ke level WORRY, hanya terlihat sibuk saja tidak akan membantu. Sibuk berinisiatif tapi belum terlihat hasil nyatanya juga biaa berbahaya untuk tipe atasan yang “demanding” dan tidak mau tahu.
Pelumas yang dibutuhkan tidak lagi cukup data, informasi, atau bahkan inisiatif. Pelumas paling tepat untuk meredakan Worry- nya atasan SOLUTION ataw solusi. Tantang diri kita, seberapa jauh bisa berkontribusi dengan “Problem Solver” di level kita, dengan otoritas yang kita miliki.
Strategi LEAD UP di tiga level ini akan membuat kita menjadi “Partner” bagi atasan kita, walaupun secara formal kita adalah tetap bawahannya. Sukses buat anda.
Dari berbagai sumber.
(Iwan Mulyawan/WP)