Malam Final Mojang Jajaka Garut Berlangsung di Gedung Pendopo
wartapriangan.com, BERITA GARUT. Malam final unjuk kabisa Mojang dan Jejaka Kabupaten Garut, berlangsung di gedung Pendopo, Jumat (8/9). Acara tersebut diwarnai dengan berbagai atraksi hiburan, yang menampilkan beberapa kesenian. Diantaranya penampilan gerakan jurus-jurus pencak silat yang diperagakan oleh Vivi Karina Auliah dari Kecamatan Cikajang.
Vivi dengan penuh atraktif memperagakan kemampuanya dalam pencak Silat. Bahkan dihadapan para Juri yang terdiri dari, Wawan Sumarwan (Kasi Kesenian Disbudpar Garut), Hijriati Dewi (Kasi Atraksi Disbudpar Garut) dan Jajang A Rahmat (Pinunjul Tembang Sunda Se-Jawa Barat). Vivi dengan penuh semangat menampilkan ke profesionalanya dalam Pencak Silat.
Dalam Final Mojang Jajaka yang berthemakan “Raksa Budaya, Nanjeur Komarana” , merupakan bagian dari penilaian tim juri terhadap mojang dan jajaka perwakilan dari 42 Kecamatan Se-Kabupaten Garut. Pada sesi Unjuk Kabisa Mojang Jajaka ini, para peserta dituntut untuk memperlihatkan kemampuan yang dimiliki dalam bidang seni budaya.
Sebenarnya penyelenggaraan Pasanggiri Mojang Jajaka Garut sekarang ini tidak jauh berbeda dengan tahun tahun tahun-tahun sebelumnya.Dimana para peserta harus menunjukan kemampuanya dalam melakukan tarian (Jaipong), Dongeng, Beladiri serta Musikalisasi Puisi.
Kemampuan itu lah yang akan dijadikan point bagi dewan juri untuk memberikan penilaian. Apakah mereka benar benar memiliki skil dibidang itu secara benar atau hanya dadakan. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Garut, Budi Gan gan.
Lebih jauh Budi mengatakan, selama ini ada anggapan dari peserta, bahwa sesi Mojang Jajaka Unjuk Kabisa tidak terlalu berpengaruh besar terhadap penilaian. Padahal, pada sesi Mojang jajaka Unjuk Kabisa ini, dewan juri bukan hanya menilai kemampuan peserta mengolah kreativitas dan kemampuan berkesenian, namun pada sesi ini , dewan juri juga dapat melihat sejauh mana peserta mengapresiasikan dan mencintai seni budaya dalam kehidupan dirinya, ujarnya Kadisparbud.
Meskipun dalam sesi Mojang Jajaka Unjuk Kabisa banyak persamaan dengan tahun sebelumnya, namun menurut Budi, pihaknya selaku penyelenggara memberikan penekanan, bahwa apa yang dilakukannya harus sesuai dengan karakter mojang dan jajaka yang Nyunda. Dicontohkannya sosok laki-laki yang melakukan tarian ataupun bernyanyi harus memperlihatkan jati diri seorang Jejaka Sunda.
Setelah sesi Mojang Jajaka Unjuk Kabisa, Jumat (8/9) usai, pada hari Saptu (9/9), seluruh finalis akan mengikuti sesi penilaian para Juri dari berbagai aspek. Mulai dari pengetahuan umum tentang potensi daerah masing-masing hingga potensi Jawa Barat dan Indonesia. Sebab ke depan para finalis diharapkan mampu menjadi duta promosi seni budaya dan pariwisata, beber BudiGan Gan. (Yayat Ruhiyat/WP)