Mengenal Lebih Dekat Satgas PB BPBD Ciamis dengan Segala Keterbatasannya
wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Sebagai daerah rawan bencana yang masuk peringkat ke 16 se Indonesia dan ke-5 di Jawa Barat, maka masyarakat Kabupaten Ciamis harus tetap waspada. Musibah kebakaran, longsor, pohon tumbang, kekeringan dan banjir kerap menerjang dan bisa datang kapan saja.
Semakin banyak bencana, semakin banyak pula pekerjaan bagi anggota Satuan Tugas Penanggulangan Bencana (Satgas PB BPBD) Kabupaten Ciamis.
Satgas ini baru dibentuk awal januari 2017, untuk bertugas di lapangan saat bencana terjadi. Ada sebanyak 18 orang anggota Satgas PB yang tergabung disana. Mereka sudah memiliki kemampuan yang menghuni di kebencanaan.
Ke 18 orang itu, bertugas piket 24 jam secara bergantian. Jika ada bencana, mereka akan langsung terjun ke lokasi. Memantau terjadinya bencana di Kabupaten Ciamis. Tentu saja dengan berkoordinasi dengan atasan, membantu masyarakat gotong royong.
Tidak heran kalau anggota Satgas PB jarang pulang demi sebuah tugas kehormatannya. Karena, tugasnya di lapangan tidak tentu, kadang kebakaran di Tambaksari lalu longsor di Panumbangan dan longsor kembali di Panawangan dalam hari yang bersamaan.
Dari tugas-tugasnya yang mengancam nyawa, ternyata mereka tidak memiliki asuransi jiwa, harusnya BPJS Ketenagakerjaan ikut berperan disini. Disisi lain, kesejahteraan Anggota Satgas PB dipertanyakan, meski hanya untuk sekedar dapur di rumah mengepul.
Dengan gaji anggota Satgas yang hanya 500 ribu per bulan dan dibayarkan di akhir tahun di bulan Desember 2017, tidak menjadi hambatan bagi anggota Satgas PB untuk melaksanakan tugas.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Ciamis, Ani Supiyani, ST., M.Si. menyampaikan, anggaran BPBD Kabupaten Ciamis minim. Terkadang untuk ke lapangan dan konsumsi di markas Satgas PB, anggota Satgas PB harus patungan untuk bisa melancarkan tugasnya dengan baik.
“Saat banyak yang berbicara Ciamis Rawan bencana dan dinyatakan kritis. Seharusnya penanganannya pun harus total jangan setengah-setengah,”tegasnya.
“Saya tahu percis bagaimana pekerjaan mereka. Karena mereka bekerjanya ikhlas dengan hati. Saya selalu berjuang untuk kesejahteraan mereka. Agar tugas kemanusiaanya dilapangan dapat berjalan lancar. Kalau anggota saya sudah sejahtera, ngga perlu kerja lagi di tempat lain cukup fokus saja ngurus bencana di Ciamis,” jelasnya.
Menurutnya, dengan 18 orang anggota Satgas PB harus membackup bencana di 27 Kecamatan di kabupaten Ciamis. Sementara alat komunikasi jumlahnya sangat terbatas dan belum bisa berfungsi dengan baik. Hal itu sangat menghambat.
Saat ini lanjutnya, BPBD Ciamis memiliki 2 kendaraan taktis rangger dan kijang tua dan 3 sepeda motor klx. Kondisinya pun sangat mengkhawatirkan karena kurangnya perawatan, ban mulai gundul sangat mengkhawatirkan sekali.
“BPBD Ciamis harusnya punya mobil ambulance, mobil toilet umum, truk tanki air bersih dan mobil serba guna. Pelayanannya pun harus serius mengingat ancamannya pun juga serius,”ujarnya.
Ani menceritakan, saat datangnya bencana yang terkadang sering berbarengan, dari mulai personil yang sudah kelelahan, mobil mogok, tidak ada bensin, dan lain sebagainya sudah biasa mereka alami.
“Jika di lapangan saat ada bencana, kita bisa makan kalau ada warga yang ngasih makan karena dari BPBD tidak ada anggaran untuk itu. Mudah-mudahan kedepan nya para atasan dapat memperhatikan kondisi ini. Membawa perubahan yang baru di BPBD Kabupaten Ciamis karena bencana itu tugas kita semua, bukan hanya tugas BPBD saja,”pungkasnya. (Pujitio/WP)