Mengelola Sampah Organik, Paguyuban Sapunyere di Ciamis Mulai Memetik Hasil
wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Dari sampah membawa berkah untuk yang mau bekerja. Demikian juga dengan Paguyuban Sapunyere yang fokus mengelola sampah organik dan beranggotakan 10 orang dari tenaga harian lepas (THL), kini mulai bisa menikmati hasilnya.
Agus Kurnia (38) Kepala Divisi Sampah Organik di Paguyuban Sapunyere mengatakan, lebih memilih magot untuk mempercepat pembusukan sampah sisa makanan, sayuran dan sejenisnya.
“Magot itu pemakan sampah makanan sisa dari rumah makan, sayuran dan sejenis. Hewannya sejenis larva dari jepang, fungsinya bisa dipake makan ikan, juga bisa dipake untuk sampah organik mempercepat pembusukan, seperti monster. Harga magot kalau seperempat itu 9 ribuan, Beli dari peternak Depok. Kalau kita pemberian dari unit pengelolaan sampah Depok, saat kunjungan kesana,” paparnya.
Di bangunan 3R, pihaknya memilih memilah sampah organik yang nantinya dijual ke pengepul, lalu membuat pupuk organik dan sedikit beternak lele yang pakannya magot, karena magot juga bagus untuk pakan dan pertumbuhan ikan.
Sementara Wahyudin selaku Sekertaris Paguyuban Sapunyere juga menyampaikan, pihaknya
banyak belajar dari pengolahan sampah unit pengelolaan sampah di Depok, dari mulai memilih memilah sampah, membuat pupuk dan mengenalkan magot.
“Pupuknya digratiskan tapi untuk masyarakat di desanya yang sudah mulai memilih memilah sampah dari rumahnya, nanti dikasi gratis sebagai hadiah dari kita. Selain itu ada juga yang dijual ke masyarakat umum. Sehingga nantinya ada tambahan pemasukan paguyuban untuk upah temen-temen yang kerja,”papar Wahyudin.
Masih Wahyudin, sekarang sudah mulai bekerjasama dengan beberapa sekolah disekitar kota Ciamis, agar siswanya memilih dan memilah sampah dari kelasnya lalu dikumpulkan dan nanti dibawa dengan sepeda motor atau mobil.
“Jadi dari bank sampah unit lalu dibawa ke bank sampah induk. Kita senang kalau ada masyarakat sudah bisa memilih dan memilah sampah dari rumah. Kita nanti tidak repot lagi, karena jumlah pekerjanya.
Padahal lanjutnya, dirinya melihat sampah semakin hari semakin banyak, kebanyakan yang buang sampah ketimbang yang mengelolanya.
Kasi pengembangan persampahan,
Giyatno,S.IP,M.Si, Rabu (08/11) di Bangunan 3R Handapherang, Kabupaten Ciamis menyampaikan, di 2018 pihaknya akan fokus ke pengelolaan sampah organis menjadi pupuk.
“Hasilnya kita bagikan ke masyarakat dengan catatan bagi mereka yang mau memilah sampah,”paparnya.
Giyatno mejelaskan, dengan pola magot atau bsf (black soldier fly) dapat dimanfaatkan untuk pakan ikan lele dan ternak.
“Selanjutnya yang sampah an organik kita bikin bank sampah induk, untuk melayani masyarakat yang memilah dan memilah sampah yang organik. Sehingga yang di buang ke TPS yang benar-benar residu,” jelasnya.
Targetnya akan bebas sampah di tahun 2020 dan mengupayakan ada tempat atau bangunan pengelohan sampah bangunan 3R di beberapa zona. “Kita berharap bisa per kecamatan ada unit pengolahan sampah,” tegasnya. (Pujitio/WP)