Mobil Listrik Buatan Bandung Siap Dipasarkan

105

wartapriangan.com, BERITA BANDUNG. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil secara resmi memperkenalkan mobil listrik buatan Bandung. Tepatnya karya Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung. Peresmian dilaksanakan di Kampus Itenas, Jalan PHH Mustopa, Rabu (15/11/2017). Mobil jenis crossover itu diberi nama Evhero.

Dalam pidatonya, Ridwan mengaku terkesan dengan produk mobil listrik tersebut. Menurutnya, karya anak bangsa yang punya kualitas bagus namun kadang tak mendapat panggung di negeri sendiri.

“Orang Indonesia itu banyak yang pintar tapi tak ada panggung. Maka saya tugaskan coba cek aturan mungkin di Bandung saja mobil listriknya (bisa digunakan) karena inovasi butuh terobosan yang kadang kontoversi juga,” tutur Ridwan.

Emil, begitu ia disapa, mengaku sangat mendukung segala bentuk inovasi berbasis teknologi, khususnya mobil listrik. Bahkan, ia sangat memimpikan produk dalam negeri bisa merajai pasar Indonesia.

“Saya punya kegelisahan, saya tujuh tahun kerja di luar negeri. Saya ke Jerman semua buatan jerman, bangunan, motor, piring, kulkas, ke Jepang semua buatan Jepang, ke Tiongkok apalagi. Di Korsel pemerintahnya pro produk lokal. Kesimpulannya political will, keinginan,” ujarnya.

“Sekarang pulang ke Indonesia, sebutkan top of mind produk Indonesia yang membanggakan di bidang teknologi. Motor anda buatan Jepang, India, dan Cina. Handphone anda setengahnya merek Korea, problemnya itu,” ucapnya.

“Indonesia (pertumbuhan) ekonominya keren 5 persen, tapi kita bangsa pembeli bukan produsen. Karena bangsa sendiri tidak mendapat panggung di negeri sendiri padahal orang kita ini pintar-pintar,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Emil, setiap terobosan kerap berbenturan dengan regulasi, termasuk soal aturan mobil listrik. Ia pun berharap mobil listrik buatan Itenas tak hanya dipamerkan dalam bingkai foto, tapi bisa diperlihatkan di jalanan.

“Ini kegelisahan, saya sebagai pihak yang jadi negara (wali kota) kewenangan saya dibatasi. Saya boleh ambil keputusan 70 persen secara hukum otonomi, 30 persennya harus lapor gubernur dan pemerintah pusat,” tuturnya.

“Maka urusan mobil Itenas bisa gak wara-wiri di Bandung, kita harus cek, jangan hanya dipamerkan tapi diperlihatkan di jalan. Memang selalu ada dinamika,” ungkapnya.

Maka dari itu, ia berharap pemerintah dapat membuka mata dan memberi panggung seluas-luasnya terhadap karya anak bangsa.

“Karena itu saya dukung tim Itenas. Mudah-mudahan bisa ‘mem-pressure’ pemerintah untuk mendukung lokal. Karena politik yang membuat produk anak negeri terhalangi,” tutupnya.

Sumber: Kompas.com

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.