Ratusan Warga Garut Ancam Blokir Jalan Nagreg!
wartapriangan.com, BERITA GARUT. Rencana kedatangan Bupati Garut, Ruddy Gunawan ke Kampung Cijolang, Kecamatan Limbangan, disambut aksi unjuk rasa ratusan orang. Massa aksi penolakan tersebut sebagian besar kaum ibu serta warga dari pesantren. Massa sudah menunggu kedatangan bupati sejak pagi sambi membentangkan spanduk penolakan.
Aksi unjuk rasa dilakukan karena menolak kebijkan bupati untuk membangun sebuah pabrik di daerah tersebut. Rencananya bupati akan berkunjung untuk melihat langsung lokasi pabrik yang saat ini tengah dipermasalahkan sebagian warga.
Masyarakat menolak kebijakan bupati untuk membangun sebuah pabrik di wilayah Kampung Cijolang karena sesuai dengan rekomendasi BMKG dan Vulkanologi Migitasi Bencana, Desa Cijolang tidak bisa didirikan pabrik. Itu disebabkan status tanahnya yang labil.
Koordinator aksi, Said Mubarok mengatakan, warga Desa Cijolang keberatan dengan adanya rencana pembangunan pabrik di wilayah tersebut. Penolakan tersebut dikarenakan berdampak pada kerusakan lingkungan. Selain itu, warga pun sudah mendapat dukungan penuh dari MUI.
Untuk itu warga Cijolang menolak rencana bupati untuk menyulap Kampung Cijolang menjadi daerah industri. Mereka khawatir, kalau Cijolang dijadikan tempat industri, bencana akan membayangi warga setiap saat. Tidak menutup kemungkinan, bencana besar akan terjadi menimpa warga ke depannya.
Sementara Itu Ketua KPLHI, Roni Faisal Adam yang ikut mendampingi warga Desa Cijolang mengancam, pihaknya akan memblokade jalan nasional Nagreg apabila tuntutan warga tidak digubris. Bahkan menurutnya, keberadaan Industri akan mengancam sumber mata air yang ada.
“Bagimana dengan nasib lingkungan yang ada di sekitar Cijolang? Sebab di daerah yang akan didirikan pabrik tersebut ada sumber mata air,” ungkap Roni.
Sumber mata air tersebut jelasnya, sangat bermanfaat untuk kehidupan masyarakat setempat. Sehinga kalau lokasi tersebut dijadikan pabrik industri, bagaimana nasib masyarakat setempat dalam memenuhi kebutuhan air se hari-harinya. (Yayat Ruhiyat/WP)