Surat Pembaca untuk Bupati dan Kadisdik Ciamis tentang Full Day School
wartapriangan.com, SURAT PEMBACA. Surat ini saya kirim ke Warta Priangan dengan harapan bisa dibaca oleh para pengambil kebijakan di bidang pendidikan khususnya di Kabupaten Ciamis. Saya akan menyampaikan beberapa hal tentang full day school.
Sistem sekolah full day school selalu menuntut siswa beraktifitas di sekolah hingga sore hari. Selain masalah waktu, biasanya juga terkesan di sekolah seperti itu, kenyamanan siswa sangat diperhatikan. Dari mulai ruang ekspresi hingga dukungan kenyamanan berupa fasiltias yang disesuaikan, misalnya belajar sambil lesehan, dinding yang berwarna warni dan lain sebagainya. Namun, full day school juga ternyata memiliki dampak-dampak yang kurang baik. Hal ini yang patut dipertimbangkan lagi.
Dampak yang paling terasa adalah perilaku anak di rumah. Full day school memang membuat anak nyaman. Dan mereka beraktifitas, belajar dan bermain sepanjang hari di sekolah. Kekuatan fisik mereka tidak sebanding dengan keinginan mereka untuk bermain. Kenapa? Karena dunia anak memang dunia bermain. Selama di sekolah, mereka asyik, mereka nyaman, betah karena memang seru. Padahal fisik mereka sebenarnya lelah. Harus mengikuti kegiatan sekolah dari jam 07.00 sampai 15.00, mirip orang kantoran.
Walhasil, saat tiba di rumah, giliran lelah yang terasa. Dan rumah, jadi tempat bagi anak-anak yang sudah lelah seharian di sekolah. Namanya sedang lelah, perilakunya tak jarang bikin orang tua harus ekstra sabar.
Ini berbeda dengan sekolah biasa, yang pulang tengah hari. Kondisi fisik anak masih cukup kuat untuk beraktifitas positif di rumah. Bahkan sangat baik ketika anak menyempatkan diri tidur siang sepulah sekolah, kemudian mengisi waktu sore dengan berbagai aktifitas lagi. Sore hari bisa bermain, mengaji, dan lain sebagainya. Kalau anak full day school, sore hari kelelahan, dan tak jarang tak bisa menahan kantuk menjelang maghrib.
Sebelum maghrib tidur. Ngaji bada maghrib yang sudah jadi budaya orang tua kita sejak dulu sulit pula dilakukan. Bahkan bukahkah ada arahan Islam untuk tidak tidur di sore hari?
Kepada Bapak Bupati Ciamis atau Kepala Dinas Pendidikan, mohon ditinjau lagi konsep full day school ini. Selain fisik lelah dan aktifitas sore yang kurang baik, frekuensi dan intensitas sosialisasi dengan lingkungan sekitar rumah juga lemah. Karena memang waktu mereka habis.
Mudah-mudahan Bapak Bupati Ciamis dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis bisa mempertimbangkan lagi keberadaan full day school di Ciamis. Saya yakin, sudah banyak orang tahu, di Finlandia yang diakui memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia saja, sekolah itu hanya 4-5 jam per hari.
Terima kasih Warta Priangan,
[Identitas pembaca ada pada redaksi]