Bayi Ini Hidup Lagi Saat Mau Dimakamkan, RS Terancam Ditutup!
wartapriangan.com, BERITA INTERNASIONAL. Sebuah rumah sakit memecat dua dokter dan berjanji akan melakukan penyelidikan setelah seorang bayi yang dinyatakan meninggal terbangun dalam tas saat keluarga tersebut sedang dalam perjalanan ke pemakamannya.
Kasus tersebut telah memicu kemarahan di seluruh negeri, Menteri Kesehatan mengancam akan membatalkan izin rumah sakit tersebut.
Insiden malang ini terjadi Kamis setelah kelahiran bayi kembar prematur dalam kehamilan lima bulan. Anak kedua lahir dalam keadaan meninggal. Sementara yang pertama dinyatakan meninggal beberapa saat kemudian. Bayi-bayi itu ditempatkan di kantong plastik dan keluarga tersebut menyetir ke pemakaman saat mereka melihat gerakan. Mereka membuka tas menemukan bayi yang masih hidup.
Bayi lantas dibawa kembali ke RS dan mendapat penopang hidup. “Kami terguncang dan khawatir dengan kejadian langka ini. Kami terus-menerus berhubungan dengan orang tua dan memberikan semua dukungan yang dibutuhkan,” kata rumah sakit tersebut seperti dikutip dari laman USA Today, Selasa (5/12).
Ayah anak tersebut yang diidentifikasi oleh Delhi-TV sebagai Ashish, mengatakan, dokter tersebut mengatakan kepadanya bahwa istrinya, Varsha, memerlukan operasi untuk pendarahan.
Dokter meminta uang tambahan untuk meningkatkan kemungkinan menjaga bayi dan ibu tetap hidup. Polisi Delhi mengatakan bahwa mereka mengumpulkan catatan rumah sakit terkait catatan ibu dan perawatan untuk bayi yang baru lahir. “Video dari rumah sakit juga sedang diperiksa,” kata polisi.
Rumah sakit tersebut, dengan lebih dari 300 tempat tidur, merupakan satu dari 14 tempat lokasi Max Healthcare di seluruh India. Tempat ini dijuluki “rumah sakit khusus” dengan berbagai disiplin ilmu kedokteran.
Asosiasi Medis India memberikan peringatan untuk rumah sakit. Asosiasi tersebut melakukan penyelidikan bersama dengan pejabat rumah sakit.
Presiden asosiasi tersebut Dr KK Aggarwal mengatakan, perbedaan antara kesalahan dan kelalaian adalah tindakan yang disengaja. “Saya tidak berpikir ada dokter yang akan melakukannya dengan sengaja, tapi biarlah komite penyelidikan mencari tahu,” ujarnya
Sumber: Republika