Upaya Wujudkan Mimpi, Pangandaran Menjadi Kabupaten Pariwisata Berkelas Dunia
wartapriangan.com, OPINI. Pemerintah Kabupaten Pangandaran saat ini tengah bermimpi besar. Mimpi tersebut adalah mewujudkan Pangandaran sebagai Kabupaten pariwisata berkelas dunia. Sebuah mimpi yang diharapkan akan membawa kesejahteraan kepada seluruh masyarakat Kabupaten Pangandaran.
Namun mimpi tidak akan bisa diwujudkan secara sendiri, tetapi dibutuhkan kebersamaan, kesatuan dan kesamaan gerak untuk mendukung dan mewujudkan mimpi besar tersebut.
Seorang Walt Disney pernah berucap bahwa apabila seseorang dapat memimpikan hal-hal besar, maka orang tersebut punya kesempatan untuk mendapatkan hal-hal besar tersebut.
Dapat dengan mudah mewujudkan sebuah mimpi adalah sesuatu yang amat menyenangkan. Namun, dalam mewujudkan mimpi tersebut, pastinya bukan perkara mudah dan butuh waktu. Sebuah mimpi akan menjadi sia-sia apabila rencana yang telah dirajut tidak dapat terlaksana karena sesuatu hal.
Hal itu disadari betul oleh Pemerintah Kabupaten Pangandaran dibawah kepemimpinan Bupati Jeje Wiradinata dan Wakil Bupati Adang Hadari, bahwa untuk mewujudkan Pangandaran sebagai Kabupaten pariwisata berkelas dunia perlu kerjasama semua pihak baik Pemerintah Daerah, DPRD dan seluruh komponen masyarakat Kabupaten Pangandaran.
Pemerintah sendiri memang memiliki otoritas untuk membuat kebijakan yang bersifat mengikat. Dalam proses pembuatan kebijakan terdapat dua model pembuatan, yang bersifat top-down dan bottom-up. Idealnya proses pembuatan kebijakan hasil dari dialog antara masyarakat dengan pemerintah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah.
Masalah kebijakan merupakan sebuah fenomena yang memang harus ada, mengingat tidak semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Tak jarang kebijakan dari pemerintah itu justru menimbulkan masalah baru di dalam masyarakat. Kenyataan ini dapat dilihat dari bagaimana pemerintah dalam memberdayakan para pedagang kaki lima. Kebijakan tatanan suatu kawasan yang merujuk pada ketertiban dan keindahan menjadikan sebuah harga mahal bagi kehadiran para pedagang kaki lima..
Di Kabupaten Pangandaran, pemerintah telah melakukan itu semua. Mulai dari dialog yang dilakukan berulangkali hingga mengeluarkan satu kebijakan untuk menyediakan lapak pengganti yang jauh lebih baik dan manusiawi.
Melakukan pembagian kios secara transparan hingga melakukan uji publik untuk memberi kesempatan bagi mereka yang keberatan atau terjadi ketidaksesuian dalam pelaksanaan di lapangan.
“Sejak awal kita sudah sadari betul bahwa potensi yang harus menjadi tumpuan dalam memperoleh pundi pundi PAD adalah melalui sektor pariwisata,”kata Bupati Jeje Wiradinata dalam beberapa kali kesempatan.
Karena Pantai Pangandaran menjadi kawasan wisata utama di Kabupaten Pangandaran, maka kata Bupati Jeje, Pemerintah harus fokus membangun kawasan tersebut agar mampu menyedot minat wisatawan untuk betah berlama-lama dan menghabiskan uangnya di kawasan wisata Pantai Pangandaran.
Diharapkan ujar Jeje, nantinya PAD yang diperoleh objek wisata ini, akan dapat membantu dalam membiayai pembangunan kawasan-kawasan wisata lain yang juga potensial untuk menarik minat wisatawan berkunjung.
“Dalam melakukan pembangunan, kita perlu totalitas, fokus dan tidak tanggung tanggung pada satu kawasan. Maka uang puluhan miliar kita gelontorkan untuk membiayai pembangunan kawasan wisata Pantai Pangandaran.
“Kalau tidak fokus pada satu kawasan dulu, hasilnya tidak akan maksimal dan dampaknya juga tidak akan terlalu terasa. Kita telah mulai menata sejak muka Pangandaran hingga didalam kawasan wisata,”ujarnya.
Diluar kawasan telah dapat dilihat, dirasakan dan dinikmati beberapa ruang terbuka hijau yang mulai mempercantik muka Pangandaran.
Sementara di dalam kawasan wisata Pantai Pangandaran, saat ini sedang berlangsung relokasi pedagang yang biasa berjualan di pinggir pantai. Lapak-lapak pedagang mulai dibongkar dan mulai menempati ribuan kios yang telah disiapkan pemerintah daerah.
Tidak tanggung-tanggung untuk memuluskan relokasi pedagang, pemkab Pangandaran telah membangun ribuan kios di empat titik lokasi, satu di Pantai Timur dan tiga di Pantai Barat Pangandaran, dan menghabiskan anggaran sampai 60 miliar lebih.
Diharapkan pasca relokasi, pemandangan pantai tidak lagi terhalang oleh bangunan lapak-lapak pedagang pantai dan menjadi indah.
Selain itu pasca ditinggalkan para pedagang, lokasi pantai Pangandaran akan di desain sedemikian rupa agar wisatawan makin betah menikmati pantai.
Bupati Jeje yakin jumlah kunjungan wisatawan akan naik signifikan. Pasalnya dengan kondisi kumuh seperti tahun lalu saja, Pangandaran masih jadi favorit tujuan wisatawan di Jawa Barat.
“Ada sekitar 3 juta pengunjung wisata yang datang ke obyek wisata di Pangandaran pada tahun 2017 kemarin. Kalau dalam satu orang pengunjung bisa mengeluarkan uang 200 ribu saja, sudah 600 miliar uang yang berputar di Pangandaran,”ungkap Jeje.
Dia berharap, objek wisata Pangandaran akan menjadi lebih bersih, tertib, indah dan nyaman. Serta jumlah wisatawan naik, sehingga pendapatan dari sektor pariwisata dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
“Untuk mewujudkan harapan tersebut, merupakan tanggung jawab bersama pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat. Ayo raih mimpi besar kita untuk mewujudkan Pangandaran sebagai Kabupaten pariwisata berkelas dunia,” tegasnya.
Oleh: Iwan Mulyadi, S.P.
*) Penulis adalah Jurnalis tinggal di Kabupaten Pangandaran