Kisah Pilu Rakum, Warga Pangandaran yang Terkena Kanker Tulang
wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Malang benar nasib Rakum (50) warga Dusun Gembor, RT 05/05 Desa Cikembulan, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran. Setelah 5 bulan mengalami kelumpuhan, hasil diagnosa dokter ortopedi di Banjar, dirinya dinyatakan menderita kanker dan kaki kanannya harus diamputasi.
Rukan divonis terkena kanker tulang, setelah kaki kanannya terkilir lima bulan lalu saat mencari rumput dan sampai saat ini masih belum bisa berjalan.
Rakum dirujuk ke Dokter Ortopedi Banjar dengan menggunakan ambulan milik puskesmas pada Selasa (6/2/2018) sekitar pukul 08.00 Wib pagi tadi.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kabupaten Pangandaran, Hj Ida Nurlaela Jeje Wiradinata berkunjung ke kediaman Rakum untuk melihat kondisi yang sebenarnya dialami, Selasa (6/2/2018).
Selanjutnya yang bersangkutan langsung dirujuk ke dokter ortopedi Kota Banjar untuk kepentingan diagnosa.
“ Barusan, hasil diagnosa dokter, Rakum dinyatakan positif menderita kanker tulang dan Selasa depan kaki kanan harus diamputasi, agar kankernya tidak terus menjalar,” ungkapnya, malam ini.
Ida Nurlaela mengatakan dirinya sangat prihatin setelah melihat langsung kondisi warga yang terkena musibah akibat kaki terkilir dan selama lima bulan tidak dapat berjalan.
“Saya dikasih tahu warga makanya langsung menengok dan merujuknya. Setelah hasil diagnosa ini kita akan berupaya melakukan tindakan lanjutan,” ungkapnya.
Hidup Dalam Kemiskinan
Nasib Rakum memang kurang beruntung, ia mengalami cacat fisik sejak kecil. Meski begitu tak ada kata putus baginya. Bahkan sejak berumah tangga hingga memiliki tiga anak, ia tetap berusaha bertanggungjawab menafkahi keluarganya.
Namun, sejak terjatuh saat menyabit rumput dan kakinya terkilir, dirinya tak lagi dapat berdiri dan hanya berbaring ditempat tidur. Selama 5 lima bulan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya berjualan gorengan di rumahnya.
Kondisi rumahnya juga tidak layak huni. Rumah berdinding bambu dan berukuran kecil ini harus dihuni oleh lima orang, dia sebagai Kepala keluarga, isteri dan tiga orang anaknya.
Kondisi tersebut juga menjadi perhatian Ketua Yayasan Kanker Indonesia Kabupaten Pangandaran Ida Nurlaela.
Dirinya berjanji akan berupaya memprioritaskan agar rumah keluarga Rakum masuk dalam program bantuan rumah tidak layak huni (Rutilahu) agar layak untuk dihuni.
“Kasihan sekali karena kotor dan pengap, anaknya sampai bentol-bentol digigiti serangga sejenis ‘tetep’. Makanya saya akan berusaha agar rumahnya direhab melalui program rutilahu,”ungkapnya. (Iwan Mulyadi/WP)