Sepakat, Destinasi Wisata Pantai Batu Hiu Harus Dibanahi
wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Pemerintah Kabupaten Pangandaran menyatakan akan menindaklanjuti ajuan Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) terkait pembenahan sarana prasarana di destinasi wisata Pantai Batu Hiu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.
Kegiatan pembenahan tersebut terutama yang tidak terlalu mengeluarkan anggaran dan DPRD Kabupaten Pangandaran mendesak pemerintah segera merealisasikannya.
Hal ini terungkap dalam rapat dengar pendapat umum komisi I, II dan III DPRD Kabupaten Pangandaran dengan Kompepar DTW Batu Hiu yang dilaksanakan di ruang Bamus DPRD, Selasa, 20 maret 2018 siang.
Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Pangandaran, Dinas terkait dan para pengurus Kompepar DTW Pantai Batu Hiu.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Kompepar DTW Pantai Batu Hiu, Jajat Sudrajat menyayangkan pihak dinas terkait yang kurang maksimal dalam penataan kawasan di objek wisata Pantai Batu Hiu.
Bahkan kata Jajat sarana prasarana yang ada Batuhiu sangat minim dan telah rusak karena kurang terpelihara.
“Hal ini karena memang tidak ada anggaran dan tidak dianggarkan. Lihat saja tangga menuju bukit sudah rusak, begitu halnya pada gazebo dan arena bermain untuk anak. Sudah berkarat dan membahayakan pengunjung,”ujarnya.
Pihaknya dapat memahami pemkab Pangandaran sedang fokus pada penataan kawasan Pantai Pangandaran. Sehingga berdampak pada terhambatnya pengembangan di objek wisata lainnya. Namun mestinya tidak membiarkan objek wisata lainnya terbengkalai.
“Jangan sampai keterbatasan anggaran jadi alasan pembenaran bagi semua pihak untuk tidak memelihara destinasi wisata yang sudah lama ada,”tegasnya.
Dalam dengar pendapat tersebut juga terungkap, bahwa dana bagi hasil dari retribusi wisata Pantai Batu Hiu untuk Desa Ciliang, tidak ada anggaran yang disalurkan untuk destinasi wisata ini, sehingga pihak Kompepar mempertanyakannya.
“Tidak ada anggaran dari dana bagi hasil dari retribusi wisata. Sehingga untuk sekedar babat rumput di bukit Batu Hiu saja kami kebingungan. Selama Kompepar berdiri baru satu kali, tahun 2016 memberikan dana stimulan untuk membeli baju seragam sebesar Rp 2 juta,”ungkap Jajat.
Sedangkan tokoh masyarakat setempat Rangga mengharap pasca rapat tersebut, pihak terkait segera langsung melakukan aksi dan tidak hanya berwacana.
“Saya minta para anggota dewan sebagai wakil rakyat memperjuangkan aspirasi masyarakat. Rusaknya sarana dan prasarana di Batuhiu sudah tahu semua. Maka kami percayakan kepada para wakil kami di DPRD untuk mendorong dinas terkait memperhatikan kondisi di Batuhiu,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Pangandaran Mahmud SH.MH menyampaikan hingga kini belum memiliki perda bagi hasil retribusi wisata, sehingga masih menggunakan perda Kabupaten Ciamis.
“Kita akui kita belum berkonsentrasi pada DTW Pantai Batu Hiu dan masih fokus pada penataan kawasan wisata Pantai Pangandaran. Namun sebagai objek wisata yang dikelola pemerintah, maka pemerintah harus bertanggungjawab,” kata Mahmud.
Untuk itu lanjutnya, meskipun belum ada anggaran khusus untuk Batuhiu, Dirinya meminta pihak terkait tetap berperan, minimal untuk kegiatan yang tidak terlalu besar membutuhkan anggaran.
“Pihak Desa Ciliang juga harus didorong, agar memberikan anggaran dari dana bagi hasil retribusi wisata kepada pihak Kompepar untuk kegiatan pemeliharaan,”terangnya.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pangandaran, H. Endang Ahmad Hidayat membenarkan saat ini anggaran khusus untuk Batuhiu belum ada. Maka dirinya berharap pemdes Ciliang harus berperan dengan memberikan anggaran pada Kompepar dari dana bagi hasil retribusi wisata.
“Cobalah berikan anggaran 20 hingga 30 juta per tahun. Minimal ada anggaran untuk pemeliharaan,”ujarnya.
Sementara Anggota Komisi I Jajang Ismail, menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang tergabung di Kompepar.
“Alhamdulillah, masuh ada yang peduli terhadap pariwisata di Batu Hiu. Mudah-mudahan pemerintah memperhatikan keberadaan destinasi wisata Pantai Batu Hiu,”ungkapnya.
Menurutnya jangan sampai karena nila setitik rusak susu sebelanga. “Jangan gara gara datang ke Pangandaran hanya ke Batu Hiu yang kondisinya memprihatinkan, dikiranya semua pariwisata di Pangandaran kurang terperhatikan,”kata Jajang.
Sedangkan Anggota Komisi I Ruspandi, menyatakan sangat mengerti kekecewaan Kompepar DTW Batu Hiu.
“Pantai Batu Hiu namanya sudah terkenal namun tak ada kesan yang dapat dinikmati wisatawan. Tangganya kumuh dan fasilitas lainnya rusak. Maka dikhawatirkan wisatawan akan kapok,”kata Ruspandi. (Iwan Mulyadi/WP)