Kisah Pria Penunggu Tanjakan Alinayin Ciamis
wartapriangan.com, BERITA CIAMIS. Masro (68) seorang kakek di Ciamis penunggu tanjakan Alinayin yang berada di Jalan Raya Ciamis – Kawali Kilometer 08, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, mengabdikan dirinya untuk keselamatan para pengguna jalan. Menjadi pengatur lalu lintas baginya adalah sebuah pekerjaan mulia yang telah pria tua tersebut tekuni selama empat tahun lebih.
“Di sini banyak sekali terjadi kecelakaan khsususnya truk bermuatan berat dari arah Ciamis menuju Cirebon yang tidak kuat menanjak. Dan banyak juga kendaraan lain yang pernah mengalami musibah disekitar tanjakan ini,” katanya saat di wawancara Warta Priangan di sela–sela tugasnya mengatur lalu lintas. Senin, (20/08/2018).

Dalam kondisi panas maupun hujan, pria yang berasal dari Majenang, Kabupaten Cilacap itu dengan sabar dan giat menjalankan aktivitasnya. Mulai sekitar pukul 07.00 WIB, kegiatan tersebut Masro lakukan sendiri atau terkadang dibantu oleh anak sulungnya. Berjalan kaki dari kediamannya yang berada di Dusun Pasir Panjang RT 01 RW 05, Desa Jelat, Kecamatan Baregbeg, pria yang mempunyai lima orang anak itu melakukan aktivitas sehari – harinya tanpa mengeluh.
“Sampai jam 11.00 Wib kadang – kadang jika sedang tidak ada kegiatan, biasanya saya pulang dahulu untuk makan dan digantikan anak saya sampai jam 13.00 Wib,” tutur Masro dengan nada layaknya pria tua pada umumnya.
Masro mengaku, dirinya sering memakai atribut lengkap kepolisian karena diberi hadiah sebagai apresiasi dari tanggung jawab yang diamanatkan Polres melalui Polsek setempat. Menjadi sukarelawan yang tidak mendapatkan penghasilan tetap, Masro menggambarkan hal tersebut adalah sebagaian besar kepedulian dari hati untuk keselamatan pengguna jalan di wilayah Tanjakan Alinayin.
“Kalau untuk gaji bulanan atau tahunan tidak ada. Tapi bila ada mobil polisi yang lewat sering berhenti dan memberi kepada saya,” ungkapnya.
Kendati demikian, pria kelahiran tahun 1950 itu bersyukur terhadap apa yang dia telah lakukan. Dari aktivitasnya, ia hanya mengandalkan pemberian dari pengendara yang lewat secara sukarela.
“Pendapatan tidak menentu. Alhamdulilah untuk setiap harinya kalau jalan sedang ramai sehari bisa mencapai Rp. 150.000,00,-.” Jelasnya.
(Helmi Razu Noviansyah/WP)