Pangandaran Potensial Jadi Sentra Produksi Garam
wartapriangan.com, BERITA PANGANDARAN. Para petani garam yang tergabung di Kelompok Petani Garam Sari Laut, Desa Legokjawa, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, sumringah. Pasalnya pada Sabtu (13/10/2018) mereka melakukan panen perdana.
Setelah melakukan beberapa kali percobaan, akhirnya jerih payah mereka membuahkan hasil yang menggembirakan.
Salah seorang petani garam Udin (62) warga Dusun Liunggunung, Desa Legokjawa, mengatakan, selain menghasilkan garam dengan kualitas baik, pada tahap awal produksi sudah mampu menghasilkan 1.5 ton per 2 minggu.
Dirinya, tergabung dalam kelompok petani garam Sari Laut. Dilokasi ini kata Udin, terdapat lima grup petani garam dari 5 Dusun yang ada di Desa Legokjawa. Masing-masing 10 warga dusun.
“Di Desa Legokjawa terdapat 5 Dusun, yaitu Cidadap, Legok, Sindangsari, Liunggunung dan Cikuya,” terangnya.
Udin pun menjelaskan teknik pembuatan garam. Pertama air laut dialirkan ke bak penampungan pertama menunggu kepekatan hingga 3 sampai 5.
“Sekitar 4 hari kemudian dialirkan ke bak berikutnya hingga bak ke lima. Setelah kepekatan mencapai 20, baru bisa dipanen. Harganya saat ini Rp. 2500 per kilogram,” bebernya.
Udin pun menyampaikan, saat ini banyak investor yang tertarik dan berniat berinvestasi. Namun masyarakat ingin mandiri dan menjadi tuan di daerah sendiri.
“Animo masyarakat Kecamatan Cimerak, untuk usaha pembuatan garam cukup tinggi. Bahkan kabarnya Desa Kertamukti juga ingin melakukan usaha serupa,” tuturnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangan (DKPKP) Kabupaten Pangandaran, Wawan Kustiawan mengatakan, panen raya kemarin menghasilkan garam kurang lebih 1.5 ton dikelola oleh bumdes Desa Legokjawa.
Di Kecamatan Cimerak, kata Wawan, selain Desa Legokjawa, pengembangan produksi garam juga dilakukan di Desa Masawah.
“Semoga saja bisa dikembangkan di desa lainnya yang punya sumber daya alam dan potensi pengembangan produksi garam,” ujarnya
Wawan Menjelaskan peluang dan terobosan yang menjanjikan ini berawal dari pelatihan dari Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangan (DKPKP) Kabupaten Pangandaran, bekerjasama dengan BPPT Kabupaten Tegal di dua desa di Kecamatan Cimerak.
“Dari hasil pelatihan tersebut atas prakarsa pemerintah desa bersama Bumdes, para petani mencoba untuk mengembangkannya. Ternyata hasilnya cukup bagus dan sesuai harapan,” ungkap Wawan.
Sementara Kepala Dinas Sosial PMD Kabupaten Pangandaran, Dani Hamdani menyampaikan, dari sisi pengembangan, pihaknya terus mendorong Bumdes setempat untuk lebih dan mengembangkan produksinya dan pengolahan lebih lanjut. Sehingga diharapkan ke depan dapat dijual dalam bentuk sachet.
“Kita sudah komunikasikan dengan Kemendes. Isnya Allah di bulan Nopember akan disurvei” terangnya.
Untuk pemasaran saat ini menurut Dani, sudah tidak ada kendala. Pasalnya sudah ada penampung dari pengusaha lokal.
“Petani tidak kesulitan dalam pemasaran. Sebab sesuai uji laboratorium di Bogor, kualitasnya bagus dan memenuhi standar,” jelasnya. (Iwan Mulyadi/WP)