
Pertanian Masih Penyumbang Terbesar PDRB Ciamis
Tantangan Petani Ciamis di Era Millenial
Pertambahan jumlah penduduk memiliki dua dimensi yang berbeda. Satu sisi menjadi potensi yang luar biasa untuk ketersediaan sumber daya manusia produktif yang memang diperlukan. Di satu sisi lainnya, pertambahan penduduk mendorong kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Mau tidak mau, sektor pertanian harus mampu mengimbanginya dengan meningkatkan produksi pangan.
Meningkatkan produksi pangan saat ini bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi, lahan pertanian yang menjadi salah satu faktor produksi semakin menurun. Hal tersebut seiring terjadinya konversi lahan. Begitupun juga minat generasi muda untuk bertani cenderung menurun. Berdasarkan data BPS, rata – rata umur petani di Jawa Barat berada di kisaran 49-50 tahun dan sebanyak 83,65 persen berpendidikan SD ke bawah. Petani yang memiliki pendidikan SMA keatas hanya sebesar 1,82 persen.
Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan Ciamis. Sebagian besar petani di Ciamis memiliki lahan yang terbatas (petani gurem). Hasil Sensus Pertanian 2013 menunjukkan bahwa, 67,06 persen petani di Ciamis memiliki lahan dibawah 0,25 hektar. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, karena dengan luas lahan yang kecil tentunya produksi yang dihasilkan pun tidak akan banyak. Oleh sebab itu, pendapatan petani di Ciamis belum sepenuhnya terpenuhi dari hasil tani. Kebanyakan dari petani kita, bertani hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras atau dalam kata lain pertanian kita masih subsisten.
Gambaran umum tentang tingkat pendidikan petani juga masih rendah. Kondisi ini memiliki keterkaitan dengan tingkat adopsi inovasi pertanian yang rendah. Oleh sebab itu, peran penyuluh pertanian semakin berat dalam pendampingan petani. Pendampingan untuk memahami teknologi terbaru di sektor pertanian.
Gambaran kondisi tersebut, seharusnya menjadi titik tolak arah kebijakan pertanian yang pro petani. Target peningkatan produksi padi sejatinya harus mampu mendorong kesejahteraan petani maupun buruh tani. Peningkatan kesejahteraan petani secara langsung maupun tidak langsung akan mengurangi angka kemiskinan. Hal ini, terkait petani masih menjadi kantong kantong kemiskinan.
Peningkatan pembangunan pertanian diharapkan mendorong munculnya sektor industri berbasis pertanian. Petani di Ciamis jangan hanya bisa menanam, panen kemudian dijual. Akan tetapi harus didorong dan diarahkan melakukan pengolahan pasca panen. Pengolahan pasca panen produk pertanian yang dijual memiliki nilai tambah yang lebih menguntungkan. Ketika pendapatan petani Ciamis meningkat, ketahanan pangan terpenuhi, kontribusi terhadap nilai PDRB meningkat maka akan berkonstribusi positif terhadap pencapaian Ciamis Maju Berkualitas Menuju Kemandirian.

*) Rudi Rukhimat, SP
(Penulis adalah Statistisi Ahli Pertama, BPS Kabupaten Ciamis)