Persoalan Produksi Padi dan Petani di Jawa Barat

146

wartapriangan.com, OPINI. Berbicara padi, tak lepas dari input produksi bahan makanan pokok. Beras masih menjadi makanan pokok negeri ini. Konsumsi beras artinya ada keterkaitan dengan ketersediaan, ketersediaan tersebut menyangkut produksi atau impor beras. Keputusan impor beras tentunya didasarkan atas kurangnya ketersediaan produksi padi. Semua bermuara dari validitas atau akurasi data produksi padi.

Permasalahan yang terjadi, sebelumnya banyak pihak yang menyangsikan akurasi data produksi padi. Berdasarkan kondisi tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS)  dalam sebuah studi bersama Japan International Cooperation Agency (JICA) pada tahun 1998 telah mengisyaratkan bahwa terjadi over estimasi luas panen sekitar 17,07 persen.

mempersoalkan masalah tersebut,  perlu dilakukan upaya perbaikan metodologi penghitungan produksi padi. Perbaikan merupakan kolaborasi antara BPS dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), Badan Informasi dan Geospasial (BIG), serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Metode yang digunakan yaitu Kerangka Sampel Area (KSA). KSA merupakan metode perhitungan luas panen, khususnya tanaman padi. KSA memanfaatkan teknologi citra satelit yang berasal dari BIG dan peta lahan baku sawah dari Kementerian ATR/BPN.

Secara garis besar, tahapan perhitungan produksi beras hasil penyempurnaan adalah :

  • Menetapkan Luas Lahan Baku Sawah. Verifikasi tahap pertama menggunakan citra satelit resolusi sangat tinggi. Metode ini menghasilkan angka luas sawah yang aktual sesuai dengan kondisi sesungguhnya. Verifikasi tahap keduanya dilakukan melalui validasi ulang di lapangan oleh Kementerian ATR/ BPN.
  • Menetapkan Luas Panen. BPS melakukan penyempurnaan perhitungan luas panen padi berdasarkan pengamatan yang objektif (objective measurement) menggunakan metodologi KSA yang dikembangkan bersama BPPT.

(3).  Menetapkan Produktivitas Per Hektar. BPS juga melakukan penyempurnaan metodologi dalam menghitung produktivitas per hektar. Penyempurnaan dari metode ubinan berbasis rumah tangga menjadi metode ubinan berbasis sampel KSA.

(4). Menyempurnakan Angka Konversi dari Gabah. Penyempurnaan dilakukan untuk mendapatkan angka konversi yang lebih akurat dengan melakukan survei di dua periode yang berbeda dengan basis provinsi sehingga akan didapatkan angka konversi untuk masing – masing provinsi.

Produksi Padi Dan Petani di Jawa Barat 2018

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.