Persoalan Produksi Padi dan Petani di Jawa Barat

146

Produksi Padi Dan Petani di Jawa Barat 2018

Rilis data BPS berdasarkan hasil metode KSA, produksi padi di Jawa Barat dari Januari hingga September 2018 sebesar 8.107.588 ton Gabah Kering Giling (GKG). Sementara itu, potensi produksi padi pada bulan Oktober – Desember yaitu sebesar 1.431.742 ton. Dengan demikian, perkiraan total produksi padi 2018 adalah 9.539.330 ton. Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras dengan menggunakan angka konversi GKG ke beras tahun 2018, maka produksi padi tersebut setara dengan 5.480 ribu ton beras.

Terdapat lima besar Kabupaten yang menjadi lumbung padi di Jawa Barat. Kelima Kabupaten tersebut berdasarkan produksi padi (GKG)  yaitu: Kabupaten Indramayu (1.391.928 ton), Kabupaten Karawang (1.124.447 ton), Kabupaten Subang (991.003 ton), Cianjur (670.473 ton) dan Majalengka ( 546.274 ton).

Dengan perbaikan metodologi penghitungan produksi padi, diharapkan akurasi datanya semakin baik. Pemerintah telah mengumumkan angka produksi padi tersebut pada Oktober tahun lalu. Sekarang yang menjadi pokok permasalahan adalah bagaimana upaya untuk kembali menjadi swasembada pangan. Ketahanan pangan menjadi suatu keharusan sehingga tidak terjadi lagi polemik impor beras.

Disamping itu, pencapaian swasembada pangan dan ketahanan pangan diharapkan  tidak mengesampingkan tingkat kesejahteraan petani. Dengan kata lain, harus ada keseimbangan antara upaya mencapai target produksi dengan upaya pengawalan kesejahteraan petani khusunya petani padi. Kontribusi terbesar kemiskinan masih dari sektor pertanian. Regenerasi petani terutama petani padi juga masih mandek.

Berdasarkan data BPS, pada Agustus 2018 terdapat sebanyak 2,87 juta orang bekerja di sektor pertanian. Angka ini sekitar 13,81 % dari penduduk bekerja di Jawa Barat. Komposisinya terbesar ketiga setelah sektor perdagangan (22,79%) dan sektor industri (21,47%). Sedangkan total yang penduduk yang bekerja di Jawa Barat sebanyak 20,92 juta orang.

Kedepannya, kolaborasi diharapkan tidak hanya sebatas perbaikan data produksi. Sinergitas berbagai pihak sangat penting untuk mewujudkan petani  yang sejahtera. Petani  yang sejahtera juga akan menjadi magnet generasi milenial untuk bergelut disektor pertanian. Sebuah harapan yang masih perlu upaya panjang, namun semoga bisa cepat terwujud.

Jajang Sunandar, S. Sos, tenaga fungsional di Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

Jajang Sunandar, S. Sos.

(Penulis merupakan tenaga fungsional di BPS Kabupaten Ciamis, Jawa Barat)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses