Saudagar Jabar Dan Pekerja di Jawa Barat
wartapriangan.com, OPINI. Salah satu program Ridwan Kamil yang telah dicanangkan adalah “Saudagar Jabar”. Implementasi program ini diantaranya rencana membangun kawasan segitiga emas Kertajati -Cirebon – Patimban. Inilah harapan baru perekonomian Jawa Barat, harapan terhadap peningkatan kesejahteraan warga Jawa Barat.
Program tersebut berkaitan dengan strategi peningkatan lapangan pekerjaan di Jawa Barat. Meningkatnya lapangan kerja akan menambah penyerapan tenaga kerja. Sementara ini, berkaca dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Jumlah angkatan kerja di Jawa Barat pada Agustus 2018 sebanyak 22,63 Juta orang, naik sebesar 237,12 Ribu orang dibandingkan Agustus 2017. Adapun pada Agustus 2018 terdapat sebanyak 20,78 Juta orang penduduk Jawa Barat berstatus bekerja sedangkan sebanyak 1,85 juta orang berstatus mencari kerja (menganggur).
Masih berdasarkan data BPS, dalam setahun terakhir TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Jawa Barat menurun. TPT adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. TPT Jawa Barat pada Agustus 2017 sebesar 8,22% menjadi 8,17% pada Agustus 2018, menurun 0,05 persen dari tahun 2017.
Dengan demikian dibandingkan setahun yang lalu, jumlah penduduk bekerja di Jabar bertambah 228,31 ribu orang sedangkan pengangguran berkurang 8,81 ribu orang. Namun demikian, peningkatan penduduk bekerja ini, belum diiringi peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK pada Agustus 2018 tercatat sebesar 62,92%, menurun 0,42 poin dibandingkan setahun yang lalu. Penurunan TPAK tersebut memberikan indikasi adanya perlambatan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja.
Adapun pada periode Agustus 2017 – Agustus 2018, terjadi penurunan daya serap di sektor pertanian. Penduduk yang bekerja pada sektor pertanian, perikanan & kehutanan menurun sebesar 1,19%. Hal ini terkait beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut diantaranya semakin berkurangnya lahan pertanian, dan juga faktor cuaca memasuki kemarau panjang. Faktor lainnya adalah adanya daya tarik sektor industri manufaktur bagi para pencari kerja. Pencari kerja dipedesaan cenderung untuk mencari pekerjaan di Kota.