Angka Pengangguran SMK Masih Terbilang Tinggi
wartapriangan.com, OPINI. Kita mungkin masih ingat iklan “SMK Bisa”. Iklan ini digaungkan besar – besaran pada tahun 2009 oleh Departemen Pendidikan Nasional (sekarang Kemendikbud). Semenjak itu, trend melanjutkan pendidikan dari SMP adalah ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Harapannya yaitu untuk lebih mudah dan cepat dalam memperoleh pekerjaan. Namun situasinya sekarang, harus terus bersabar mengingat penganguran SMK masih tinggi.
Sejenak melirik berita resmi statistik yang dikeluarkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), pada awal November 2018, BPS merilis angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Agustus 2018 sebesar 5,34%. Terjadi penurunan dibandingkan bulan Agustus 2017 dengan TPT sebesar 5,50%. Angka ini menunjukkan terdapat sebanyak 7 Juta orang pengangguran dari 131,01 Juta jiwa angkatan kerja di Agustus 2018 pada tingkat nasional.
Apabila kita cermati lebih dalam, lulusan SMK masih menjadi penyumbang terbesar angka pengangguran. BPS mencatat, Agustus 2018 sebanyak 11,41% pengangguran adalah lulusan SMK. Adapun pendidikan lainnya adalah lulusan SD sebesar 2,62%, SMP 5,54%, SMA 8,29%, Diploma I/II/III 6,88%, dan Universitas 5,18%.
Hal ini tentu harus menjadi perhatian bersama. Dalam salah satu skala prioritas pembangunan nasional, diharapkan dapat menghadirkan solusi terhadap lulusan SMK yang masih menganggur. Harapan orang tua yang telah menyekolahkan ke SMK harus terus didukung dengan penyerapan lapangan kerja. Dengan terserapnya lulusan SMK di pasar kerja akan mampu berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sementara ini, TPT lulusan SMK mengalami peningkatan sebesar 0,17% pada agustus 2018 dari 11,24% pada posisi Agustus 2017. Namun demikian sempat menurun pada bulan Februari 2018 sebesar 8,92% dan 9,27% pada posisi Februari 2017.
TPT tersebut masih tetap di dominasi lulusan SMK dari tahun 2017 sampai 2018, tentu memerlukan solusi yang tepat. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat penyerapan tenaga kerja. Ataupun memberikan peluang usaha bagi lulusan SMK secara mandiri. Oleh sebab itu, diperlukan sinergitas antar berbagai pihak yang menunjang dalam percepatan penyerapan tenaga kerja.