Kemenag Banjar Kembangkan Literasi Moderisasi Kehidupan Beragama, Apa Manfaatnya?

52

wartapriangan.com, BERITA BANJAR: Kepala Seksi Pendidikan Islam  Kemenag Kota Banjar, Supriana mengatakan saat ini Kemenag tengah mengembangkan konsep literasi moderasi kehidupan beragama. Konsep ini memiliki tujuan untuk mengimplementasikan bagaimana sikap sebagai seorang muslim yang moderat.

Konsep literasi moderasi ini dapat ditanamkan pada peserta didik. Karena kemajemukan, pluralis merupakan salah satu ciri dari budaya bangsa Indonesia. Tentu bagi negara yang tumbuh di tengah masyarakatnya yang heterogen, majemuk ini sangat berpotensi adanya konflik.

“Manfaat dari literasi moderasi kita dapat mampu membaca, menulis, menganalisis, menyimpulkan, makna situasi moderat dalam kehidupan beragama sehingga peserta didik diharapkan mampu memaknai literasi moderasi kehidupan beragama. Apabila ini diimplementasikan saya yakin tidak akan ada konflik kehidupan kita akan damai, toleransi,” ungkap dia, saat membuka acara Ngobrol Cerdas Ruang Baca Komunitas, Sabtu (18/05).

Menurut dia, berkenaan dengan kegiatan Ngobrol Cerdas (Ngobras) ini banyak fadilah dan manfaatnya. Supriana menerangkan bahwa dia terus mengikuti perkembangan RBK yang terus bergerak dalam bidang literasi.

Supriana menjelaskan kondisi saat ini motivasi peserta didik semakin menurun. Indikatornya apa, ini dilihat dari spirit belajar masih kendor biasa-biasa saja. Tidak ada semangat untuk belajar. Ini tentu kondisi yang sangat memprihatinkan.

“Disadari atau tidak Ngobras RBK pasti memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan dunia pendidikan kita. Atas pergerakan yang tulus dari RBK yakin Allah SWT tidak akan keliru apa yang telah dilakukan oleh kita untuk kebaikan bangsa,” terang dia.

Pergerakan literasi RBK secara sukarela tersebut seharusnya kehadiran pemerintahan harus memperhatikan lebih penuh. Karena bagi dia masih jarang lembaga swadaya masyarakat yang bergerak pada bidang literasi.

“Dari sekian ribu siswa di Banjar yang termotivasi ikut ngobrol cerdas hanya berapa persen. Ini harus ada upaya bersama bagaimana jangan sampai para siswa ini tidak ngageuleuyeung wae. Harus ada spirit kemauan untuk belajar,” pungkasnya. (Syahid/WP)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.