Menakar Optimisme Sektor Pertanian di Ciamis
Faktor Menyusutnya Lahan Pertanian
Data konversi lahan pertanian termasuk yang sulit diperoleh. Berapa yang terambil untuk komplek – komplek perumahan baru. Berapa yang beralih menjadi pemukiman penduduk, industri dan fungsi lahan lainnya belum bisa dipastikan. Namun data laporan lahan dari Dinas Pertanian menunjukan adanya trend penurunan. Tahun 2016, lahan pertanian tercatat seluas 120.145 Hektar. Pada Tahun 2018 berkurang menjadi 119.791 Hektar. Lahan pertanian berkurang sebanyak 354 Hektar dalam kurun tiga tahun atau 118 Hektar per tahun. Biasanya data real di lapangan jauh lebih tinggi karena tidak semua alih fungsi lahan dilaporkan datanya.
Berbicara tentang daya beli di sektor pertanian. Indikator yang mampu menggambarkan daya beli petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP). NTP Kabupaten Ciamis Tahun 2018 ada di level 112,76. Maknanya secara umum dibandingkan tahun dasarnya 2012, daya beli petani masih mengalami surplus sebesar 12,76 poin. Kondisi ini sebenarnya tidak terlalu menggembirakan. Bahkan kenaikanya dibanding tahun 2017 hanya 0,75 poin. Jika dilihat per sub sector, maka yang paling prosfektif dan lebih menjanjikan ada di sub sektor peternakan dan budidaya perikanan.
Terlihat dari nilai NTP peternakan sebesar 129,46 dan budidaya perikanan sebesar 134,12. Didukung fakta bahwa Kabupaten Ciamis termasuk salah satu produsen ayam ras terbesar di Jawa Barat, juga memiliki produksi ikan air tawar yang tinggi. Sedangkan di sub sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan rakyat perkembangannya relatif datar. Daya saing produk dan lemahnya posisi tawar petani dalam mendapatkan harga yang layak untuk produknya masih lemah. Harga di tingkat petani sangat tergantung kepada para pengepul. Hanya kepasrahan jika produk pertaniannya dihargai sangat rendah bahkan bila perlu tidak di panen.