Ih! Ada Jentik di Air Isi Ulang di Garut

43

wartapriangan.com, BERITA GARUT. Sejak bulan Januari hingga 30 Pebruari 2016, sudah ada 35 kasus (DBD) Demam Berdarah yang menyerang warga Kabupaten Garut. Namun belum terdapat korban jiwa dari sejumlah kasus tersebut. Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr. Tenny.

Namun jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kejadian DBD di Kabupaten Garut sekarang ini menurun. Hal itu dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat Garut dalam hidup sehat sudah cukup tinggi. Sehingga jentik-jentik nyamuk tidak lagi berkembang biak dengan mudah.

Begitu pula Dinas Kesehatan Kabupaten Garut terus-terusan mengadakan himbauan kepada warga masyarakat agar membiasakan diri hidup sehat. Bahkan tegas dr. Tenny, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut meminta setiap tempat pengisian air ulang untuk menjaga kebersihannya.

Pihaknya beberapa kali memeriksa tempat pengisian air ulang yang terdapat jentik nyamuk. Itu sangat membahayakan dan bisa menimbulkan DBD kalau dibiarkan.

Kepala Dinkes Kabupaten Garut, dr. Tenny S Rivai, menyebutkan setiap tiga hari sekali pihaknya mengimbau pemilik tempat pengisian air ulang untuk selalu membersihkan penampungan air. Pasalnya saat memeriksa
sejumlah pengisian air ulang, terdapat jentik nyamuk yang bisa menyebakan demam berdarah dengue (DBD).

“Makanya para pemilik atau pengusaha isi ulang disarankan,setiap tiga hari sekali harus dibersihkan. Jika tidak dalam waktu seminggu nyamuk bisa berkembang biak,” ujar Tenny.

Hingga bulan Februari, tutur Tenny, 35 warga Kabupaten Garut telah terjangkit DBD. Namun tidak ada korban jiwa akibat DBD. Menurut Tenny, tren penyakit DBD di Kabupaten Garut menurun dalam dua tahun terakhir.

“Tahun 2014 ada 493 orang yang terjangkit. Tahun 2015 menurun jadi 336 orang,” ucapnya.

Selain DBD, Tenny juga meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit zika dan chikungunya. Namun hingga kini belum ada laporan warga menderita atau terserang penyakit chikungunya.

Diakui  Tenny, kendala dalam antisipasi kasus DBD diantaranya masih banyak masyarakat yang  belum memahami upaya pemberantasan dengan program 3 M. Yakni menguras, mengubur dan menutup. “Bak penampungan air juga harus diperiksa minimal tiga kali dalam seminggu. Semuanya bisa diantisipasi jika memahami caranya,” katanya.

Terkait banyaknya oknum yang mengaku dari Dinkes Garut yang menjual obat untuk mensterilkan bak penampungan air, Tenny mengaku jika pihaknya tak pernah memerintahkannya. Obat tersebut bisa didapatkan
secara gratis oleh masyarakat.

“Masyarakat bisa minta langsung ke Puskesmas obat pembasmi jentik nyamuk dengan gratis, dan pihak Dinkes Garut tidak pernah menjual belikan obat tersebut,” pungkasnya. (Yayat Ruhiyat/WP)

Berita lainnya

Beri komentar

Your email address will not be published.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses